Gresik (ANTARA News)- Tiga sumur bor Lengowangi II milik Joint Operating Body (JOB) Pertamina Petrocina di Desa Sekarkurung, Kebomas, Gresik, Jumat pagi tadi sekitar 06.00 WIB bocor mengakibatkan seluruh material bawah tanah berupa lumpur gas menyembur keluar setinggi 2-3 meter dengan diameter 50 meter persegi di areal seluas 3,5 hektar.

"Kami tadi sudah konfirmasi ke BP Migas yang mengatakan bocornya sumur pengeboran tersebut akibat dicabutnya pipa pengeboran untuk diganti dengan mata bor baru," kata anggota Komisi C DPRD Gresik Akhmad Affandi saat meninjau lokasi bocornya sumur pengeboran itu, Jumat,

Affandi mengungkapkan, BP Migas berjanji akan memperbaiki sumur bor bocor itu dengan menambalnya dan kembali menancapkan pipa bor di lokasi semula agara semburan tidak meluas.

"BP migas menjanjikan bahwa sampai malam nanti sembuaran dipastikan sudah bisa diatasi," tuturnya.

Jika semburan tak bisa dihentikan, maka semburan mungkin bisa meluas seperti terjadi di Sidoarjo.  Oleh karena itu, Affandi mendesak BP Migas malam ini juga harus mengatasi semburan lumpur gas dan kebocoran sumur bor tersebut.

"Kalau sampai pagi belum diatasi, Komisi C akan memerintahkan perusahaan itu menghentikan kegiatan pengeboran di lokasi proyek," ancamnya.

Selain DPRD, kata Affandi sejumlah pejabat tinggi Gresik sempat memantau lokasi bocornya sumur pengeboran Lengowangi II, diantaranya Kapolres dan bagian Lingkungan Hidup dan Pertambangan Pemerintah Kabupaten Gresik.

Semburan lumpur sempat menarik perhatian warga Gresik yang umumnya ingin mengetahui fenomena apa yang sebenarnya terjadi di lokasi proyek pertambangan milik Petrochina yang baru beroprasi 6 November 2008 itu.

"Saya penasaran ingin melihat apa yang dikabarkan warga tentang adanya semburan lumpur menyerupai kejadian di Sidoarjo," kata Sutikon, warga Kecamatan Kebomas.

Sampai berita ini diturunkan perusahaan kerja bersama Pertamina-Petrocina tidak memberikan keterangan apapun mengenai penyebab bocornya sumur di lokasi proyek Lengowangi II tersebut. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008