Jakarta, 23 Februari 2009 (ANTARA) --- PT. International Nickel Indonesia Tbk ("PT Inco", atau "Perseroan", IDX: INCO) hari ini mengumumkan hasil-hasil keuangan yang tidak diaudit. Kinerja keuangan PT Inco pada triwulan terakhir 2008 dipengaruhi oleh rendahnya harga nikel dan biaya produksi yang tinggi. Perseroan mencatat kerugian bersih sebesar AS$9,8 juta, atau AS$(0,001) per saham, pada triwulan keempat 2008 dibandingkan dengan keuntungan bersih sebesar AS$200,5 juta, atau AS$0,20 per saham, pada triwulan keempat 2007. Penjualan pada triwulan yang berakhir pada 31 Desember  2008 mencapai AS$180,0 juta dibandingkan dengan AS$458,5 juta pada triwulan yang sama tahun 2007. Perseroan mencatatkan EBITDA sebesar AS$ 7,7 juta pada triwulan keempat tahun 2008, dibandingkan dengan AS$308,8 juta pada triwulan keempat tahun 2007. Produksi nikel dalam matte pada triwulan keempat mencapai 17.300 metrik ton dibandingkan dengan 18.600 metrik ton pada periode yang sama tahun 2007.     

     Penurunan harga nikel yang tajam pada tahun 2008 mengakibatkan secara langsung penurunan hasil-hasil keuangan Perseroan pada tahun 2008, dibandingkan dengan hasil-hasil keuangan tahun 2007. Penjualan turun 43,6 persen menjadi AS$1.312,1 juta pada tahun 2008 dari AS$2.325,9 juta pada tahun 2007. Laba bersih pada tahun 2008 turun 69,4 persen menjadi AS$359,3 juta, atau AS$0,036 per saham, dari AS$1.173,0 juta, atau AS$0,118 per saham, pada periode tahun 2007. EBITDA mengalami penurunan  menjadi AS$550,0 juta dari AS$1.759,7 juta pada tahun 2007. Produksi nikel dalam matte pada tahun 2008 turun 5,6 persen menjadi 72.400 metrik ton dari 76.700 metrik ton pada  tahun 2007.     

     Presiden Direktur Perseroan, Arif Siregar mengatakan, "Hasil-hasil tahun 2008 dipengaruhi oleh rendahnya marjin penjualan nikel dalam matte akibat dari lebih rendahnya harga rata-rata penjualan dan penjualan nikel dalam matte". Produksi tahunan kami pada tahun 2008 di bawah rencana awal sebesar 77.000-hingga-79.000 metrik ton akibat dari keputusan manajemen Perseroan untuk menghentikan semua pembangkit listrik bahan bakar. Keputusan ini dibuat pada akhir bulan Oktober 2008 dengan tujuan untuk  mempertahankan tingkat  keuntungan Perseroan dengan pertimbangan harga nikel yang menurun dan tingginya biaya energi. Akibatnya, Perseroan saat ini hanya bergantung pada pembangkit listrik tenaga air dengan biaya rendah dan mengantisipasi penurunan produksi sebesar 20 persen ke depannya.  
   
     "Kami akan terus meningkatkan kinerja lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja. Kami senang bahwa kami mampu mempertahankan kinerja keselamatan operasi kami pada tahun 2008 dengan rekor nihil kecelakaan kerja yang mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja keesokan harinya. Kinerja ini menjadi salah satu catatan terbaik di antara perusahan tambang dunia. Selain itu,  peringkat kinerja atas manajemen lingkungan hidup PT Inco, seperti yang telah dievaluasi oleh Kantor Menteri Lingkungan Hidup Indonesia mengalami peningkatan menjadi kategori "Biru"", Bapak Siregar menambahkan.     

     Harga realisasi rata-rata nikel dalam matte Perseroan pada triwulan keempat 2008 adalah AS$10.675 per metrik ton, turun 55,2 persen dari AS$23.817 per metrik ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada tahun 2008, harga realisasi rata-rata nikel dalam matte Perseroan adalah AS$17.724 per metrik ton, turun 40,7 persen dari AS$29.881 per metrik ton pada tahun 2007.     

     Harga pokok penjualan pada triwulan yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 turun sebesar 6,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya terutama disebabakan oleh dihentikannya penggunaan pembangkit listrik bahan bakar. Penggunaan HSFO pada triwulan keempat tahun 2008 sebesar 628.984 barel dengan harga rata-rata AS$93,72 per barel dibandingkan dengan 629.943 barel dengan harga rata-rata AS$ 67,7 per barel pada periode yang sama tahun 2007. Harga bahan bakar disel meningkat menjadi rata-rata AS$0,95 per liter pada triwulan keempat tahun 2008 naik dari AS$0,68 per liter pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kegiatan operasi Perseroan menggunakan 18.480 kilo liter disel pada triwulan keempat 2008, dibandingkan dengan 40.422 kilo liter pada triwulan keempat 2007.     

     Kas yang diperoleh dari kegiatan operasi, sebelum pengeluaran barang modal, turun menjadi AS$289,7 juta dari $1.401,0 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya, Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan dari pelanggan sebesar AS$1.034,6 juta dan penurunan penerimaan dari penerimaan lain-lain sebesar AS$72,1 juta, meningkatnya pembayaran kepada pemasok sebesar $187,2 juta. Peningkatan ini diimbangi sebagian dengan lebih rendahnya pembayaran pajak penghasilan sebesar AS$158,2 juta. Kas yang berkaitan dengan pengeluaran barang modal pada tahun 2008 naik menjadi AS$185,0 juta dari AS$102,0 juta pada tahun 2007. Kas yang digunakan untuk pembayaran dividen pada tahun 2008 menurun menjadi AS$225,1 juta dari AS$ 1.468,4 juta tahun 2007. Arus kas keluar bersih setelah pengeluaran barang modal, cicilan hutang dan pembayaran dividen sebesar AS$128,2 juta pada tahun 2008 dibandingkan dengan arus kas keluar sebesar AS$183,6 juta pada tahun 2007.     

     "Kami tetap mempertahankan strategi untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga air dengan biaya murah selama tahun 2009 setelah memperhatikan perkembangan pasar nikel dunia saat ini", tambah Bapak Siregar.     

     PT Inco tetap melanjutkan pekerjaan pada tiga proyek utamanya: fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air di Karebbe, konversi batubara; dan fasilitas penangkap debu electrostatic precipitators (ESP) pada tanur pereduksi. Dua proyek pertama mempunyai tujuan untuk mempertahankan tingkat keuntungan dalam jangka panjang. Proyek ESP merupakan salah satu komitmen kami untuk meningkatkan kinerja lingkungan hidup di wilayah operasi Sorowako dengan mengurangi emisi debu dan meningkatkan penggunaan kembali nikel dengan mendaur ulang debu yang dihasilkan. Perseroan berencana untuk mengeluarkan biaya belanja barang modal sebesar AS$228,8 juta pada tahun 2009.     

     Ikhtisar kinerja keuangan Perseroan (tidak diaudit) adalah sebagai berikut -- semua angka dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat kecuali untuk angka produksi dan penjualan nikel dalam matte yang dinyatakan dalam ribuan metrik ton: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                       Triwulan Keempat        Tahun                                                            2008       2007      2008       2007
Produksi nikel dalam matte:                17.300     18.600   72.400    76.700
Penjualan nikel dalam matte:               16.649     18.974   73.048    76.657
Harga realisasi rata-rata per metrik ton  10.675    23.817   17.724    29.881
Penjualan bersih - jutaan                       180,0      458,5   1.312,1  2.325,9
Laba bersih - jutaan                                (9,8)      200,5     359,3   1.173,0
Laba bersih per saham                        (0,001)      0,020     0,036     0,118

     Berdasarkan kontrak penjualan harus-ambil jangka panjang Perseroan yang berdenominasi dolar AS, harga jual nikel dalam matte adalah harga tertinggi dari bersih realisasi rata-rata nikel Vale Inco Limited atau nilai yang dihitung dengan menggunakan formula yang berdasarkan harga tunai nikel di Bursa Logam London. 

     Pada 31 Desember 2008, persediaan nikel dalam matte Perseroan adalah 85 metrik ton, dibandingkan dengan 747 metrik ton pada 31 Desember 2007. Fluktuasi pada persedian dan volume penjualan ini terutama disebabkan oleh jadwal pengapalan. 
    
     Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:     

      Indra Ginting, Direktur Investor Relations dan Sekretaris Perusahaan indra.ginting@valeinco.com     

     Claudio Bastos, Senior Vice President dan Chief Financial Officer claudio.bastos@valeinco.com     

     atau kunjungi situs Perseroan di www.pt-inco.co.id

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009