Jakarta (ANTARA News) - PT Jamsostek tahun 2009 menambah alokasi dana klaim menjadi Rp5 triliun, tumbuh dari Rp3,5 triliun tahun 2008, sebagai antisipasi meningkatnya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat krisis keuangan.

Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga, usai mengikuti "BUMN Executive Club, Breakfast Meeting", di Kantor Perum ANTARA Jakarta, Rabu, mengatakan, dana tersebut sebagian besar untuk klaim jaminan hari tua (JHT) yang pada akhir 2009 diperkirakan sekitar Rp4,082 triliun, sedangkan sisanya untuk antisipasi terjadinya klaim akibat PHK.

Ia menjelaskan, hingga akhir tahun jumlah peserta Jamsostek yang mencairkan JHT diperkirakan mencapai sekitar 2 juta orang, meningkat tajam dari sekitar 800 orang pada tahun 2008.

"Hingga pekan ke tiga Februari, jumlah pencairan JHT mencapai Rp959,855 miliar, atau sekitar 23,5 persen dari target pencairan tahun 2009," ujarnya.

Ia tidak menampik perkiraan sejumlah kalangan bahwa klaim asuransi tenaga kerja pada tahun 2009 mulai meningkat menyusul dampak krisis ekonomi global yang makin dirasakan dunia usaha.

Sejumlah perusahaan manufaktur seperti sektor otomotif, manufaktur, dan jasa, mulai mengurangi produksi akibat turunnya permintaan, sehingga memicu PHK yang diperkirakan mencapai puncak pada tahun ini dan tahun 2010.

Meski begitu ujar Hotbonar, pihaknya sudah mempersiapkan kemudahan klaim asuransi bagi peserta yang kena PHK dengan menerbitkan aturan baru yang memperbolehkan pencairan klaim setelah sebulan, dibandingkan aturan sebelumnya yang enam bulan.

"Banyak peserta yang mengajukan klaim akibat PHK sedikit banyak akan menggangu arus kas perusahaan, karena pengajuan klaim lebih cepat dari syarat yang ditetapkan dalam kepesertaan asuransi," ujarnya.

Ia juga menengarai isu krisis ekonomi juga dimanfaatkan sebagian peserta Jamsostek untuk mencairkan dana yang lebih cepat dari yang seharusnya, padahal yang bersangkutan masih bekerja.

Selama tahun 2009, perseroan menargetkan jumlah peserta Jamsostek mencapai 13.381 perusahaan, dan 2,4 juta orang tenaga kerja, atau meningkat sekitar 20 persen dibanding peserta tahun 2008.

Pada tahun ini, perseroan menargetkan laba bersih sekitar Rp1,03 triliun, meningkat sekitar 6,7 persen dibanding laba 2008 sebesar Rp937,6 miliar. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009