Brussel (ANTARA News/AFP) - Penculik di Darfur membebaskan dua pekerja lokal Medecins Sans Frontieres (MSF -- Dokter Tanpa Batas) namun masih menahan tiga orang asing yang mereka tangkap bersama orang-orang Sudan itu, kata MSF Belgia, Kamis.

"Medecins Sans Frontieres mengkonfirmasi penculikan kemarin malam terhadap tiga sukarelawan internasional di Saraf Umra di provinsi Darfur Utara, Sudan. Dua personel Sudan yang ditangkap pada waktu yang bersamaan segera dibebaskan," kata badan bantuan itu dalam sebuah peryataan.

"Ketiga sukarelawan internasional itu -- seorang perawat Kanada, seorang dokter Italia dan seorang pegawai Perancis -- bekerja untuk MSF cabang Belgia," katanya.

Menurut seorang pejabat lembaga swadaya masyarakat, kelima orang itu diculik pada Rabu malam oleh orang-orang bersenjata yang memasuki kantor MSF di Saraf Umra.

"MSF sangat khawatir atas keselamatan mereka dan melakukan segala sesuatu untuk mengetahui di mana mereka berada agar bisa membebaskan mereka secepat mungkin," kata pernyataan MSF itu.

Organisasi itu menolak memberikan keterangan lebih lanjut karena khawatir atas keselamatan staf mereka.

MSF Perancis dan Belanda termasuk diantara 13 badan bantuan asing yang diusir dari Darfur pekan lalu setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Sudan Omar al-Beshir karena kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan di Darfur, Sudan barat, selama konflik enam tahun.

Pemerintah Sudan menuduh MSF dan 12 badan bantuan lain bekerja sama dengan ICC, yang menuduh Beshir mendalangi operasi pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, pemindahan paksa penduduk dan penjarahan di Darfur.

Lebih dari 180 pekerja bantuan asing sejak itu meninggalkan Sudan, menurut PBB, yang telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang yang bergantung pada bantuan terancam bahaya dengan pengusiran badan-badan bantuan itu.

Surat perintah penangkapan Rabu (4/3) itu merupakan yang pertama dikeluarkan oleh pengadilan internasional tersebut terhadap seorang kepala negara yang masih aktif bertugas.

Ahli-ahli internasional mengatakan, sedikitnya 200.000 orang tewas di daerah tersebut, sementara Khartoum mengatakan bahwa jumlah korban tewas hanya 10.000.

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur, Sudan barat, pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan.

Liga Arab telah mengungkapkan kekhawatiran mengenai "konsekuensi-konsekuensi berbahaya jika sebuah surat perintah penangkapan dikeluarkan pada saat Uni Afrika juga mendesak Dewan Keamanan PBB menghentikan proses pengadilan itu".

Pengumuman ICC itu disampaikan sehari setelah Jaksa Luis

Moreno-Ocampo, yang meminta pengadilan tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Beshir tahun lalu, menyatakan, ia memiliki bukti kuat yang memberatkan pemimpin negara terbesar Afrika itu dan menyediakan lebih dari 30 saksi.

ICC tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan surat perintah penangkapan yang mereka keluarkan, namun para tersangka bisa ditangkap di wilayah negara-negara yang menandatangani perjanjian Roma mengenai pembentukan pengadilan tersebut.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009