Pemerintah harus mengambil sejumlah langkah antisipasi dan mengoptimalkan pasar domestik. Memperluas pasar baru ekspor di luar pasar tradisional seperti Afrika dan Asia Selatan...
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR-RI Bidang Industri dan Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan, pemerintah harus lebih meningkatkan koordinasi, termasuk menyiapkan berbagai antisipasi terhadap kemungkinan penurunan ekonomi seiring dengan merebaknya virus corona atau COVID-19.

“Pemerintah saat ini sudah melakukan tindakan yang maksimal, sangat serius dan terus berusaha memperbaiki proses penanganan oleh tim medis yang luar biasa. Tapi saya melihat upaya-upaya tersebut masih harus terus diperbaiki,” kata Rachmat Gobel, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Rachmat mengaku prihatin atas perkembangan virus corona yang pada Rabu (18/3) telah menginfeksi sebanyak 172 orang, tujuh orang meninggal dunia, dan baru 9 orang dinyatakan sembuh.

Untuk itu, politisi Partai Nasdem ini memberikan beberapa catatan kepada pemerintah, yaitu terkait penanganan kasus ini yang terlihat kalah cepat dengan kemunculan penderita positif COVID-19.

Seharusnya ujar Rachmat, sejak awal ada penularan corona di China pada Desember 2019, dan menyebar ke beberapa negara secara cepat, Indonesia sudah melakukan antisipasi. Pemerintah seharusnya melakukan dan mempelajari proses mitigasi yang dilakukan oleh negara seperti China, Jepang, Korsel, Singapura, dan beberapa negara Eropa.

Bagaimana negara-negara tersebut menangani pasien sesuai standar WHO sampai penyebaran virus tersebut berhasil ditekan, hingga akhirnya bisa menyembuhkan pasien yang datang secara masif. Termasuk komitmen dan persiapan pemerintah di negara-negara itu mengadakan rumah sakit karantina untuk isolasi.

“Rumah sakit dibangun di wilayah atau provinsi mana agar tersekat secara jelas dari ruang publik sehingga tidak menimbulkan konflik. Bagaimana proses pembagunannya, kapan target selesainya, dan bagaimana biayanya agar tidak bermasalah di kemudian hari,” tutur Rachmat.

Hal yang juga tidak kalah pening untuk diperhatikan adalah, bagaimana persiapan rumah sakit rujukan yang benar-benar taat standar operasi prosedur (SOP). Bagaimana sumber daya medisnya memadai dan cukup atau tidak. Persiapan obat, alat pelindung medis, serta logistik ke rumah sakit, baik pangan hingga farmasi bisa berjalan dengan baik atau tidak.

“Semua itu harus dilakukan secara sistem. Tidak bisa ad hoc atau parsial. Sebab hasilnya akan sia-sia begitu kasus pandemi ini selesai. Begitu muncul pandemi baru, kita kembali gagap lalu kalang kabut,” tegasnya.

Rachmat mengatakan, koordinasi yang dilakukan antara pusat dan daerah sudah lumayan baik dan patut diapresiasi. Namun demikian lanjut dia, koordinasi masih harus lebih dioptimalkan.

“Saya akan segera usulkan kepada Ketua DPR agar segera mengadakan rapat dengan seluruh unsur terkait pemerintah dan lembaga. Intinya, membahas pandemi ini dengan segala persoalannya dan mencari solusi yang efektif,” ujarnya.

Dampak ekonomi

Pada saat yang sama, menurut Rachmat, pemerintah juga harus mengamati dampak persoalan COVID-19 ini terhadap sektor ekonomi industri dan perdagangan antara Indonesia-China-ASEAN dan global.

Dengan melibatkan pembicaraan dengan parlemen, lembaga, dan para pakar juga harus dilakukan mitigasi agar setelah wabah virus corona ini berakhir tidak menghambat laju investasi dan kegiatan investasi di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga perlu mencarikan solusi efektif, yakni harga sejumlah komoditas ekspor dari sektor sumber daya alam juga diperkirkan akan terpukul. Kondisi ini akan memperdalam defisit neraca perdagangan.

“Pemerintah harus mengambil sejumlah langkah antisipasi dan mengoptimalkan pasar domestik. Memperluas pasar baru ekspor di luar pasar tradisional seperti Afrika dan Asia Selatan. Meski nilai awalnya kecil dibandingkan dengan pasar tradisional. Namun, jika bisa dibuka dengan konsisten dalam jangka panjang akan membuka peluang permintaan yang konsisten di masa-masa datang,” kata Rachmat.

Baca juga: Rachmat puji pemerintah tidak diskriminasi warga negara Jepang

Baca juga: Rachmat Gobel dorong hidroponik, hasilkan sayuran berkualitas

Baca juga: Rachmat Gobel dorong mahasiswa berperan dalam perekonomian nasional


 

 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020