Kediri (ANTARA News) - Manajemen Persik Kediri mengaku mengalami kerugian hingga Rp350 juta akibat kegagalan melakukan dua kali pertandingan di kandang sendiri.

"Walaupun pertandingan dihentikan, kami masih terus mengeluarkan anggaran, baik untuk transportasi, latihan, maupun gaji pemain, totalnya lebih dari Rp350 juta setiap bulan," kata Manajer Persik Kediri, H.A. Machut, di Kediri, Jawa Timur, Sabtu.

Ia mengaku, dengan ditundanya pertandingan, manajemen tidak mendapat pemasukan sama sekali. Padahal, ada dua pertandingan di kandang sendiri yang seharusnya bisa menambah pemasukan bagi tim sepak bola milik Pemkab Kediri itu.

Namun, ia mengaku, dengan gagalnya dua laga pertandingan melawan Persija Jakarta dan Persela Lamongan, tidak membuat pihaknya berkecil hati.

"Pada prinsipnya dan apapun yang terjadi, kami tetap mengutamakan kegiatan nasional, yaitu pemilu," kata Maschut yang bakal mengakhiri masa jabatan wali kota untuk periode keduanya pada tanggal 2 April mendatang.

Ia justru menilai, dengan ditundanya pertandingan lebih memberikan dampak positif ketimbang memikirkan tidak adanya pemasukan anggaran sama sekali.

Oleh sebab itu dia meminta anak asuhnya itu dapat memanfaatkan waktu luan selama masa kampanye Pemilu 2009 lebih optimal. Ia tetap berharap, pertandingan dapat berjalan sesuai jadwal usai pemilu dan tidak penundaan lagi.

Menanggapi rencana pembatasan gaji dan kontrak pemain yang hingga kini dibahas oleh PSSI, Maschut mengaku tidak keberatan dan sangat mendukung kebijakan itu.

"Untuk rencana pembatasan gaji dan kontrak, menurut kami tidak masalah, kami mendukungnya," kata Maschut. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009