Brisbane (ANTARA News) - Peringatan perjalanan (travel warning) yang masih diberlakukan Selandia Baru terhadap Indonesia tidak menghalangi program pertukaran pelajar dan sekolah kembar SMA Negeri I dan V Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan lima SMA di kota Wellington.

"Sebanyak 17 murid SMAN 1 dan SMAN 5 Lombok sudah tiba di Wellington 27 Maret lalu untuk mengikuti program pertukaran pelajar dan sister school (sekolah kembar) selama dua minggu. Mereka disebar ke lima sekolah di Selandia Baru," kata Sekretaris I Fungsi Pensosbud KBRI Wellington Tri Purnajaya, Rabu.

Tri mengatakan, status peringatan perjalanan masih diberlakukan pemerintah Selandia Baru kepada Indonesia namun program kerja sama antarsekolah yang baru pertama kali dilakukan sepanjang 50 tahun hubungan bilateral kedua negara tetap dapat dilangsungkan.

Kelima SMA Selandia Baru yang menjadi mitra dua SMA di Lombok itu adalah Wellington College, SMA Wellington, Tawa College, St. Patrick College, dan St. Catherine College.

Program pertukaran siswa dan "sekolah kembar" kedua negara ini disepakati dalam bentuk MoU. Selama berada di Selandia Baru, keperluan para muri Lombok seperti akomodasi (homestay), transportasi lokal dan makan ditanggung oleh pihak sekolah dan murid Selandia Baru yang akan berangkat ke Lombok.

"Tapi tiket pesawat ditanggung oleh masing-masing murid. Sebagai kunjungan balasan, Agustus mendatang 17 murid dari Selandia Baru akan berangkat ke Lombok," katanya.

Para murid dan kepala sekolah kedua negara yang terlibat dalam pogram kerja sama bilateral ini sempat dijamu Duta Besar RI Amris Hassan.

"Pada acara itu, Dubes Amris Hassan berpesan kepada murid-murid Indonesia agar memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, tidak hanya untuk mempelajari Bahasa Inggris, tetapi juga untuk mengenal lebih dalam budaya, cara pandang dan berpikir masyarakat Selandia Baru yang sudah lebih maju,"katanya.

"Kepada para murid Selandia Baru, Dubes berpesan agar mereka memanfaatkan keberadaan murid-murid Indonesia yang baru datang untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Lombok," kata Tri mengutip pesan Dubes Amris Hassan.

Program ini, lanjutnya, diharapkan menjadi momentum yang baik bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama bidang pendidikan yang lebih luas dan saling menguntungkan dan mempererat hubungan bilateral.

Sementara itu, delegasi sekolah Lombok yang diwakili Istiqlal dan delegasi sekolah Selandia Baru yang diwakili Jane Holloway dariSt. Catherine?s College berharap program pertukaran murid dan "sister school" ini dapat menjembatani hubungan budaya, meningkatkan saling pemahaman dan persabatan di tingkat rakyat, katanya.

Program yang didukung KBRI Wellington, konsultan pendidikan Selandia Baru, Jaringan Pendidikan Indonesia (ENI) ini baru pertama kalinya dilaksanakan selama 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara, kata Tri.

Dubes Amris Hassan juga berkesempatan menghadiahkan baju hangat (pullover) kepada seluruh murid Indonesia yang ikut dalam program ini karena selandia Baru sudah memasuki musim dingin.
(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009