Bandung (ANTARA News) - Seperempat bagian tubuh fosil "elephas hysudrindicus" atau Gajah Menden berhasil ditemukan di Dusun Sunggun, Kecamatan Mendalem, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Lokasi penemuan tepatnya berada di sebuah tebing di teras Menden, Sungai Bengawan Purba yang terletak sekitar 3km dari arah utara aliran sungai Bengawan Solo, kata Iwan Kurniawan, salah seorang anggota Tim Vertebrata di Bandung, Rabu.

Eksplorasi penemuan fosil gajah di Menden pertama kali dilakukan Tim Vertebrata tahun 2004 dan berhasil menemukan bagian tulang leher dari fosil gajah tersebut.

Pada 23 maret 2009 tim kembali melakukan pencarian ke Dusun Sunggun. Saat itu, tebing Menden longsor dan tampak fosil gading gajah dari radius pandangan sekitar 50 m.

Dua hari kemudian, tebing longsor lagi dan akhirnya tampaklah konstruk gigi fosil gajah tersebut. Sementara gading gajah terbawa longsor.

Pada 2 April 2009 tim melakukan ekskavasi (penggalian) dan penyelamatan fosil. Tim tersebut adalah Tim Paleontologi (Vertebrate), kerja sama antara University of Wollongong dan Badan Geologi terdiri dari Prof Ris, Dr Fachroel Azis, Iwan Kurniawan, Dr Gert Dik Van Den Bergh, Ir S R Sinung Baskoro M.Si, Erick Setiyabudi ST, M.Sc, Ir Suharto, dan Asep Saefudin.

Dr S.R Sinung Baskoro menjelaskan, umur fosil gajah tersebut sekitar 150 ribu sampai 160 ribu tahun. "Ini diprediksi dari umur lapisan tebing yang berumur sekitar 150 ribu tahun.

"Elephas hysudrindicus" ini belum menjalani proses `Dating OSL` untuk mengetahui umur pastinya. Proses "Dating OSL" ini tidak bisa dilakukan di Indonesia, maka akan dibawa ke Australia, katanya.

Dikatakan, tim baru menemukan tulang tengkorak, tulang kaki belakang, tulang paha (femur), tulang lengan atas dan bawah, tulang kering, tulang belikat , dan tujuh ruas tulang belakang. "Yang masih ditinggalkan di Blora adalah tulang pinggul, tulang kaki belakang, tulang paha, dan beberapa ruas tulang belakang. Sebagian lagi sudah dibawa ke sini (Museum Geologi)," kata Sinung Baskoro di Museum Geologi, (8/4).

Tim Vertebrate memprediksi, tinggi Gajah Menden itu sekitar 3m dengan luas tengkorak sekitar 1,3 m kali 60 cm. Gadingnya yang melengkung diperkirakan sepanjang 2 m sampai 3 m. "Gading ini sudah patah-patah, tapi nanti akan direkonstruksi," kata Dr Ir Yunus Kusumahbrata M.Sc, Kepala Museum Geologi Bandung.

Sampai saat itu, dikatakan Yunus Kusumahbrata, Badan Geologi telah menemukan tiga jenis gajah purba. "Sinomastodon" dan "Stegodon" telah dipamerkan di Museum Geologi. Jenis yang ketiga adalah yang baru ditemukan saat ini, yaitu "Elephas".

"Elephas" adalah jenis gajah purba yang paling muda. "Sinomastodon" hidup sekitar lebih dari 2 juta tahun yang lalu, "Stegodon" hidup sekitar 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, sedangkan "Elephas" baru hidup sekitar 800 ribu sampai 200 ribu tahun yang lalu.

"Ukuran `Elephas` pun lebih besar dibandingkan `Sinomastodon` dan `Stegodon`, tapi makin ke sini, gajah berevolusi menjadi kecil," kata Sinung Baskoro.

Dikatakan Sinung, penemuan ini adalah penemuan sangat langka. Dia mengatakan, timnya akan terus melakukan penelitian dalam sebulan ke depan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009