Tokyo (ANTARA News/AFP) - Senator John McCain menyokong seruan Presiden Barack Obama, mantan rivalnya dalam kontes politik menuju Gedung Putih, untuk planet Bumi yang bebas dari senjata nuklir dengan memulainya dari Korea Utara dan Iran.

Senator Republik dari Arizona ini berbicara di Jepang dalam lawatan terakhirnya ke Asia setelah Tokyo marah terhadap Pyongyang yang meluncurkan roketnya di atas wilayah teritorial Jepang, Minggu pekan lalu.

"Berkaitan dengan komitmen President Obama untuk menyingkirkan semua senjata nuklir dari Bumi, saya mendukung sepenuhnya upaya ambisius itu," kata McCain dalam satu jumpa pers di Tokyo.

"Kami menghadapi dua negara di dunia ini yang bisa mengacaukan bagian manapun dari dunia ini, (yaitu) Iran dan Korea Utara. Keduanya berada pada tahap menguasai senjata nuklir dan misil yang bisa membawa senjata-senjata nuklir itu."

McCain menegaskan lagi pandangan Washington, Seoul dan Tokyo, dengan menyatakan peluncuran roket Korea Utara adalah pelanggaran langsung terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB dan melawan nilai-nilai kesantunan dari warga dunia.

Dia menambahkan, Iran berisiko menjadi perusak seluruh lanskap Timur Tengah setelah negeri ini meneruskan upayanya menguasai persenjataan nuklir.

Disamping menyerang negara-negara yang berusaha menguasai senjata nuklir, McCain berbuat sebaliknya dengan mendukung negara-negara penggguna nuklir untuk tujuan damai yang berusaha memakai nuklir untuk mengganti sumber energi karbon dan mengerem perubahan iklim.

Dia sendiri baru saja mengunjungi sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir dekat Tokyo.

"Seperti halnya Amerika Serikat yang meningkatkan dan mempercepat upayanya demi mencapai kemandirian energi disamping demi pengurangan emisi gas rumah kaca, saya percaya bahwa energi nuklir mesti memainkan peranan besar," kata sang senator.

McCain yang lama bertugas pada Komite Persenjataan dan Energi Senat melakukan lawatan ke Asia bersama para mitranya Senator Lindsey Graham dan Amy Klobuchar dengan mengunjungi Hong Kong, Hanoi dan Beijing. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009