Mataram, (ANTARA News) - Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter di atas permukaan laut di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan anak Gunung Rinjani (3.726 meter dpl) Minggu (17/5) sekitar pukul 17.00 Wita, menyemburkan bola api atau stromboli setinggi 3.300 meter dari pusat letusan.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Ir. Heryadi Rachmat kepada wartawan di Mataram, Senin mengatakan, semburan api dari Gunung Barujari tersebut berlangsung sekitar 30 menit dan mengarah ke Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, karena itu pendakian melalui jalur Pelawangan ditutup untuk sementara.

Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api di Aktivitas Gunung Barujari yang sebelumnya sempat turun kini kembali baik, selain menyemburkan bola api, terjadi gempa tektonik, tremor dan harmoni.

Ia mengatakan hingga kini Gunung Barujari masih terjadi tremor dengan amplitudo 36 dan semburan abu yag mengarah ke Sembalun.

Setelah tidak ada aktivitas selama beberapa tahun, Gunung Barujari yang merupakan anak Gunung Rinjani meletus dengan menyemburkan abu pada Minggu (3/5) sekitar pukul 05.50 WITA.

Selama periode 1944-2009 Gunung Rinjani dan dua gunung baru yang muncul di kaldera gunungapi tersebut, yakni Gunung Barujari dan Gunung Rombongan telah beberapa kali meletus.

Pada 1944 letusan gunung tersebut menimbulkan lava di danau Segara Anak, kemudian 1966 kembali terjadi letusan yang berpusat di Gunung Barujari ke arah selatan.

Letusan dari Gunung Barujari tersebut menyemburkan abu cukup tebal, bahkan abunya sampai di Mataram dan aliran lava ke arah utara kemudian masuk ke dalam danau.

Akibat banjir bandang di Kokok Tanggek, Lombok Timur yang membawa lava dari danau Segara Anak, telah menelan 31 korban jiwa warga di Aikmel, Lombok Timur, katanya.

Pada 2004 kembali terjadi letusan yang berpusat di lereng timur Gunung Barujari serta letusan-letusan selanjutnya hingga 2 Mei 2009.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009