Jakarta (ANTARA News) - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa di semester akhir perlu diisi pembinaan dan pendampingan dalam pos pemberdayaan keluarga (posdaya) di pedesaan atau perkotaan, agar mendukung pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 (MDGs - Millennium Development Goals) sehingga tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat Indonesia meningkat, kata Mantan Menko Kesra dan Taskin Prof Dr Haryono Suyono.

Prof Haryono yang juga Ketua Yayasan Damandiri mengatakan hal itu dalam dialog interaktif Program Pengembangan KKN di Radio D FM Jakarta, Rabu, yang juga menampilkan pembicara Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unair Prof Dr Bambang Sektiari, Sekretaris LPM UGM Dr Drh R Wisnu Nurcahyo, Sekretaris LPM UPI Bandung Ade Sadikin dan Deputi Ketua Yayasan Danamandiri Rohadi Haryanto.

Menurut Haryono, KKN mahasiswa bertemakan posdaya dan tujuan pembanguan millennium akan dapat mengembangkan masyarakat pedesan menjadi masyarakat yang mandiri dalam berusaha dan menyejahterakan keluarganya, juga menjadi bekal dan latihan sebagai calon pemimpin Indonesia mendatang.

Pada tahap awal, para mahasiswa dapat mengajukan rancangan program sosialisasi delapan fungsi keluarga, seperti fungsi agama, budaya, kasih sayang, perlindungan, kesehatan reproduksi, pendidikan, ekonomi dan bina lingkungan.

"Selanjutnya mengajak setiap 10 kk berkelompok merancang usaha bersama yang menguntungkan disusul menyusun rancangan untuk permodalan, kualitas produk dan pemasarannya," katanya.

Dengan memasuukan delapan fungsi keluarga, maka tujuan pembangun milenium, seperti penurunan angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, peningkatan usia harapan hidup, pemenuhan gizi, pemberantasan penyakit menular dan HIV/AIDS, peningkatan kesertaan pendidikan minimal wajib belajar sembilan tahun dan akses pemberdayaan ekonomi keluarga melalui posadaya akan terwujud.

Haryono menyatakan optimis, program KKN bertemakan posdaya akan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, terbukti Unsoed Purwokerta yang telah melakukan ujicoba menerjunkan 1000 mahasiswa di tujuh kabupaten di Jateng, pada Januari-Maret 2009 telah mendapatapresiasi dari masyarakat dan pemkabnya.

Oleh karena itu, katanya, pengurus Yayasan Damandiri akan bertemu dengan ratusan wakiil PTN/PTS dan pihak Ditjen Dikti Depdiknas guna membahas rencana program KKN yang dikaitkan pengembangan Posdaya.

Sementara itu, Sekretaris LM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Ade Sadikin, universitasnya telah melaksanakan program KKN tematik selama 45 hari di tengaha masyarakat yang terbukti mendapat sambutan masyarakat luas, seperti KKN berbabasis pondok pesantren, penanggulangan buta aksara dan penyuksesan program wajib belajar 9 tahun (SD dan SMP).

Program KKN tematik, harus melalui perencanaan yang matang dengan bekerjasama pemda dan masyarakat yang akan dijadikan sasaran program KKN, sehingga mahasiswa terjun KKN sudah memiliki tugas yang sesaui perencana dan hasil program KKN dapat diukur, kelanjutan prgramn KKN dalam pendampingan masyarakat dapat dilanjutkan oleh dosen pembimbingnya, katanya.

Sedangkan, Sekrewtaris LPM UGM Wisnu Nurcahyo menyatakan senada bahwa UGM telah melaksanakan program KKN tematik disesuaikan kebutuhan masyarakat yang dijadikan sasaran seperti program kewirausahaan dan program pemulihan ekonomi akibat gempa seperti di Bantul, Juni 2006, sehingga dalam waktu enam bulan sampai setahun, masyarakat sudah dapat mandiri melaksanakan program pemberdayaannya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009