Kabul (ANTARA News/AFP) - Pasukan Afghanistan membunuh 25 gerilyawan Taliban, termasuk dua komandan, dalam operasi untuk merebut kembali sebuah daerah yang dikuasai kelompok itu di wilayah selatan negara tersebut, kata seorang jendral, Rabu.

Pertempuran hebat terjadi hampir sepekan lalu di daerah penghasil ganja dan markas gerilyawan di provinsi Helmand selama beberapa hari, dan pasukan keamanan menyatakan telah membunuh 25 orang Taliban di sana.

Pasukan Afghanistan yang dibantu oleh pasukan pimpinan AS melancarkan ofensif di daerah Marja, sekitar 40 kilometer dari Lashkar Gah, ibukota provinsi tersebut, kata panglima militer Helmand, Jendral Mohaidin Ghori, kepada AFP.

"Kami telah membunuh 25 orang Taliban, termasuk dua komandan mereka, sejak kemarin (Selasa). Kami telah menguasai daerah Marja sepenuhnya," katanya.

Daerah itu dikuasai Taliban selama sekitar enam bulan, kata seorang wartawan AFP.

Pasukan juga menemukan dan menghancurkan sebuah laboratorium yang digunakan untuk memproses opium menjadi heroin, kata jendral tersebut.

Helmand merupakan daerah penghasil utama opium Afghanistan, yang jumlahnya mencapai lebih dari 90 persen pasokan dunia. Sebagian besar dari opium itu diproses menjadi heroin di negara tersebut sebelum diselundupkan ke pasar-pasar di Eropa, Asia dan Timur Tengah.

Pemerintah Kabul dukungan Barat membenarkan bahwa sedikitnya 10 dari sekitar 350 distrik masih dikuasai penuh oleh Taliban dan sejumlah beasr gerilyawan tersebut berada di puluhan daerah lain di Afghanistan.

Seorang jurubicara Taliban, Yousuf Ahmadi, mengkonfirmasi bentrokan-bentrokan di Marja namun mengatakan, pertempuran masih terus berlangsung.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Taliban telah memperingatkan bahwa mereka akan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan Afghanistan dan pasukan internasional yang mendukung mereka.

Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 21.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.

Jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai lebih dari 80, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009