Usulan pemberhentian sementara operasional commuter line ini, dimaksudkan agar penerapan PSBB di Bodebek bisa efektif dan optimal
Bogor (ANTARA) - Lima kepala daerah di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) mengusulkan kepada PT Kereta Commuter Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia (PT KCI dan PT KAI) untuk menghentikan sementara sementara operasional Kereta Rel Listrik (KRL) commuter line selama 14 hari penerapan pembatasan sosial berskala besar di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek), mulai Rabu (15/4).

Menurut Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, melalui telepon selulernya di Kota Bogor, Selasa, dirinya menyampaikan usulan tersebut pada dialog antara lima kepala daerah di Bodebek dengan pimpinan PT KAI dan KCI, terkait penerapan PSBB di Bodebek.

Lima kepala daerah tersebut adalah, Wakil Wali Kota Bogor, Wali Kota Depok, Wali Kota Bekasi, serta Bupati Bogor dan Bupati Bekasi, yang melakukan dialog dengan pimpinan PT KAI dan PT KCI, melalui video conference, Senin (13/4). Para kepala daerah, didampingi oleh kepala dinas perhubungan dari masing-masing daerah.

Dari PT KAI hadir Kepala Daop I Dadan Rusdiansyah dan Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti

"Usulan pemberhentian sementara operasional commuter line ini, dimaksudkan agar penerapan PSBB di Bodebek bisa efektif dan optimal, untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," kata Dedie.

Menurut Dedie, pimpinan PT KAI dan PT KCI, belum memberikan persetujuan, tapi menyatakan menerima masukan daerah kepala daerah di Bodebek. "Masukannya akan kami pertimbangkan," kata Dedie menirukan pernyataan pimpinan PT KAI dan PT KCI.

Dedie menambahkan lima kepala daerah di Bodebek segera membuat surat usulan secara resmi untuk disampaikan kepada pimpinan PT KAI dan PT KCI dengan tembusan kepada Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, serta Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT KCI, Wiiwik Widayanti, melalui pernyataan tertulisnya, Selasa (7/4) menyebutkan PT KCI menurunkan frekuensi operasi commuter line karena menurunnya jumlah penumpang akibat adanya wabah COVID-19.

Menurut dia,  KRL yang sebelumnya beroperasi pada pukul 04:00 WIB hingga 23:00 WIB dan dapat membawa penumpang sekitar 900.000 orang hingga 1,1 juta orang, setelah adanya wabah virus COVID-19 jumlah penumpangnya turun sekitar 70 persen menjadi sekitar 220.000 orang, sehingga jam operasionalnya dikurangi menjadi pukul 04:00 WIB hingga 20:00 WIB.

"Pengurangan terbesar jumlah penumpang, terutama terjadi pada antara pukul 10:00 WIB hingga 15:00 WIB dan setelah pukul 20:00 WIB," katanya.

Baca juga: KCI sebut penumpang menuju Jakarta semakin kondusif di PSBB hari ke-5
Baca juga: Penumpang KRL padat, pengamat: Cabut izin usaha yang belum WFH
Baca juga: Antisipasi kepadatan, KCI operasikan lima kereta tambahan

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020