Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menargetkan untuk mencapai babak final dalam kejuaraan dunia boling wanita di Las Vegas, Amerika Serikat, pada Juli 2009.

Sekjen Persatuan Boling Indonesia (PBI) Cahyo Adi di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya akan menampilkan lima tim yang terdiri atas jagoan boling untuk nomor trio, ganda, dan tunggal, ditambah tim dari luar PAL (Program Atlet Andalan).

Ia menyebutkan, para atlet PAL yang tampil itu adalah Ludri Tania R, Sharon Liman Santoso, Puti Armen, dan Salima Salsa, sedangkan yang berasal di luar PAL adalah Heppi Sudiono.

"Ludri Tania R dan Sharon Liman Santoso merupakan skuad utama, Puti Armen dan Salima Salsa skuad media," katanya.

Sebelumnya, katanya menjelaskan, Sharon Liman Santoso dan Rian pada kejuaraan boling April 2009 di Thailand Open merebut nomor empat perorangan dan Puti Armen meraih nomor ketujuh.

Sejumlah persiapan yang telah dilakukan dalam menghadapi kejuaraan dunia wanita itu khusus untuk atlet PAL dilakukan dalam seminggu tiga kali, sedangkan di luar PAL biasanya akan dilakukan menjelang jadwal pertandingan.

"Atlet di luar PAL melakukan persiapan menjelang pertandingan karena keterbatasan biaya pelatihan," katanya.


Asian Youth Game I

Indonesia akan mengikuti kejuaraan Asian Youth Game I di Singapura pada 1-5 Juli 2009 dengan mengirimkan tim empat putra dan putri dan mereka itu adalah M. Iqbal, Adiguna, Fachri Askar serta Sinceria.

Persatuan Boling Indonesia juga akan menyertakan atlet skuad utama, skuad media, dan skuad pratma dalam kejuaraan boling tingkat nasional, `Plaza Senayan Terbuka` 2009.

Ludri Tania R dan Sharon Liman Santoso akan diajukan untuk skuad utama, sedangkan skuad media diwakili Rian Lalisang, Puti Armen dan Salima Salsa, sementara anggota skuad pratama adalah Rangga dan Denis.

Menurut dia, salah satu kendala Indonesia dalam mengembangkan olahraga boling di negara tersebutuntuk mencapai prestasi internasional adalah tidak adanya pelatih berkualitas internasional.

"Kami sulit menarik pelatih berkualitas internasional, karena terbatasnya kemampuan organisasi boling dalam memberikan gaji bagi pelatih tersebut," katanya.

Sebelumnya, katanya, PBI pernah mempunyai pelatih asal Inggris dan Amerika Serikat dan separuh gaji pelatih itu ditutupi oleh Ketua Umum PBI ketika itu, Maksi Gunawan.

"Dampak krisis ekonomi global mengakibatkan Maksi Gunawan tidak lagi mampu menutupi Rp30 juta untuk menggaji pelatih asing itu, yakni sebesar Rp60 juta," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009