Washington (ANTARA/AFP) - Presiden AS Barack Obama akan berkunjung ke Riyadh pekan depan untuk pembicaraan dengan Raja Abdullah mengenai perdamaian Timur Tengah, Iran dan terorisme, pada malam pidatonya yang lama ditunggu dunia muslim.

Kunjungan yang akan mencerminkan langkah pertama Obama di Timur Tengah sebagai presiden itu, akan dilakukan ketika ia berupaya menempa pendekatan baru guna menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian regional yang macet dan berusaha mendorong Iran ke meja perundingan.

"Presiden akan bertemu dengan yang mulia Raja Abdullah untuk membicarakan serangkaian masalah penting, termasuk perdamaian Timur Tengah, Iran dan terorisme," kata Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs seraya menambahkan bahwa pembicaraan itu akan dilakukan pada 3 Juni malam.

"Presiden yakin itu merupakan kesempatan untuk membicarakan banyak masalah penting dan ia memikirkan itulah kesempatan baik untuk melakukannya," katanya.

Namun Gibbs mengatakan, keputusan untuk melakukan persinggahan di Arab Saudi itu tidak muncul dari usul khusus yang dibicarakan Obama dengan PM Israel Benyamin Netanyahu ketika mereka berbicara di Washington pekan lalu.

Namun beberapa pembantu senior Obama telah memberikan isyarat secara pribadi bahwa rencana baru AS itu dapat melibatkan prakarsa perdamaian luas yang diilhami Arab Saudi dan telah diajukan beberapa negara Arab.

Prakarsa itu menyerukan pemulihan penuh hubungan antara negara-negara Arab dan Israel, pembentukan negara Palestina dan pemecahan yang "pantas" bagi pengungsi Palestina.

Sebelum lawatan pekan depan, yang juga akan termasuk kunjungan ke Jerman dan Prancis untuk peringatan Perang Dunia II, Obama dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Kamis, di Gedung Putih.

Ia sedianya akan mengadakan pembicaraan di tempat yang sama dengan Presiden Hosni Mubarak, Selasa, tapi pemimpin Mesir itu membatalkan kunjungannya karena berduka atas cucunya yang meninggal dunia tiba-tiba.

Bulan lalu, Obama telah bertemu dengan Raja Jordania Abdullah II di Gedung Putih. Dalam wawancara pekan lau, Raja mengatakan pada AFP bahwa AS telah mempersiapkan rencana perdamaian baru yang besar.

Obama telah menegaskan kembali permintaannya dalam pembicaraan dengan Netanyahu pekan lalu mengenai negara Palestina, meskipun sejauh ini ada kegagalan para pemimpin Israel untuk secara terbuka mendukung langkah itu.

Israel telah memberi banyak tekanan pada sangat perlunya bertindak terhadap ancaman yang ditujukan kepada Israel dan Timur Tengah secara umum dari program nuklir Iran, ketimbang memajukan perdamaian di Palestina.

Setelah pertemuan dengan Raja Saudi Abdullah, Obama akan menyampaikan pidato yang lama ditunggu kepada umat Islam di Mesir pada 4 Juni, untuk mempercepat upayanya dalam memperbaiki citra AS di dunia Muslim.

Para pejabat Gedung Putih mengatakan pidato itu, untuk memenuhi janji kampanye Obama, akan memusatkan pada bagaimana orang Amerika dan orang Islam di luar negeri dapat menjamin "keselamatan dan keamanan" anak-anak mereka pada masa depan yang lebih penuh harapan.

Obama kemudian akan mengunjungi kota Dresden di Jerman dan bekas kamp maut Nazi di Buchenwald pada 5 Juni serta menghadiri peringatan D-Day di Prancis pada 6 Juni. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009