Kampala (ANTARA News) - Entah komentar apa yang pantas jika kasus ini benar terjadi. Nathan Amoloi diduga memaksa istrinya, Jennifer Alupot untuk menyusui lima anak anjingnya karena sapi-sapi Nathan diambil oleh keluarga sang istri sebagai mas kawin.

Xinhua melaporkan bahwa polisi Uganda barat sedang menyelidiki kasus di distrik Pallisa tersebut.

Juru bicara polisi di Kampala, Selasa melalui telefon mengemukakan bahwa "penyelidikan masih dilakukan, pria itu ditahan tapi belakangan dibebaskan dengan tanggungan oleh polisi."

Polisi menangkap Nathan pada 4 Mei tapi membebaskan dia hari berikutnya sedangkan Jennifer dianggap perempuan tidak waras.

Matia Kasaija, Menteri Negara Urusan Dalam Negeri, mengatakan satu tim penyelidik dari Departemen Penyelidikan Kriminal, yang bermarkas di Kampala, akan dikirim ke Pallisa guna menyelesaikan kasus tersebut secara logis.

"Ini adalah masalah serius. Saya akan memastikan bahwa perempuan ini mendapatkan keadilan," kata Kasaija sebagaimana dikutip oleh harian milik negara New Vision, Selasa.

"Bagaimana mungkin seorang pria memaksa istrinya menyusui anjing? Bagaimana ini dapat terjadi di dunia modern, yang sudah ada polisi?" ia mempertanyakan, dan berjanji akan menganggap personil polisi di kabupaten itu bertanggung jawab jikamereka tak menangani kasus tersebut secara layak.

Pasangan itu, yang telah 11 tahun menikah, kehilangan anak ketiga yang berbagi ASI dengan anak anjing. Anak tersebut meninggal karena rabies, virus mematikan yang mengakibatkan radang akut di otak pada manusia dan makhluk mamalia lainnya.

"Saya melahirkan empat anak, tapi satu meninggal tahun lalu. Saya sekarang memiliki bayi tiga tahun tapi suami memaksa saya berbagi air susu dengan anjing," kata Jennifer sebagaimana dikutip oleh New Vision.

Kasus Jennifer telah mengundang kemarahan terutama dari perempuan pegiat yang menyerukan agar Amoloi digantung.

Perhimpunan Wanita Pengacara di Uganda telah menawarkan layanan hukum secara gratis untuk Jennifer guna menjamin ia mendapatkan keadilan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009