Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kenya dan Uganda, Mohamad Hery Saripudin mengatakan bahwa negara-negara Global South (Selatan Global) harus memastikan terbentuknya tata dunia yang lebih adil bagi negara-negara berkembang.

"Terutama untuk mendukung hilirisasi industri dan meningkatkan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui intensifikasi alih-teknologi dan kerja sama pembangunan serta pengembangan mekanisme pendanaan yang inovatif," kata Dubes Hery dalam pernyataan tertulis KBRI Nairobi di Jakarta, Rabu.

Dubes Hery menyampaikan hal itu saat menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada KTT Selatan ke-3 di Kampala, Uganda. KTT yang berlangsung pada 21-22 Januari tersebut mengusung tema ‘Leaving No One Behind’ dan dihadiri sekitar 80 negara, termasuk Indonesia.

Mewakili Indonesia, Hery menggarisbawahi bahwa hanya sekitar 15 persen dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang berjalan sesuai jadwal. "Indonesia mendesak dunia internasional untuk menghindari pendekatan business as usual dalam pencapaian SDGs".

Dubes berpendapat bahwa Kelompok 77 dan RRT adalah Grup Negosiasi yang sangat kuat yang mewakili lebih dari 80 persen penduduk dunia. "Oleh karena itu, kita harus memperkuat kerja sama dalam peningkatan kapasitas industri, terutama industri mineral kritis, serta penguasaan teknologi maju dan ramah lingkungan", kata Hery.
Baca juga: Suharso: Global South harus bahu-membahu kelola rantai pasok global

Dubes menambahkan bahwa Indonesia juga mendesak KTT Selatan agar secara teguh mendukung rakyat Palestina.

"Dukungan terhadap Palestina adalah realisasi komitmen terhadap kemanusiaan, perdamaian dan kesejahteraan. Global South harus berada di sisi yang benar, dengan menolak pendudukan Israel dan mendukung Palestina yang merdeka", kata Hery.

KTT Selatan adalah Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 77 dan RRT (G77 and China) yang dibentuk pada 1964 yang bertujuan menyatukan suara negara berkembang dalam isu ekonomi dan pembangunan global.

Saat ini KTT Selatan memiliki 134 negara anggota dan Indonesia merupakan salah satu pendirinya.

Baca juga: Ketika Selatan Global diperebutkan dalam pusaran konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: Xi Jinping: Tak boleh ada negara tertinggal dalam modernisasi global

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024