Ciudad Guayana (ANTARA) - Seorang pria Venezuela ditembak mati pada Kamis saat masyarakat setempat, yang melakukan protes krisis makanan dan gas menjarah sejumlah toko di salah satu kota, menurut kelompok HAM.

Peristiwa itu terjadi saat frustrasi yang melonjak selama enam pekan karantina, yang memperburuk krisis ekonomi.

Observatorium Konflik Sosial Venezuela mencuit bahwa pria berusia 29 tahun ditembak dua kali di bagian kepala di Kota Upata, meski pihaknya tidak mengidentifkasi siapa penembaknya. Foto yang diunggah di media sosial menunjukkan seorang pria dengan celana pendek dan kaos tergeletak di jalanan berlumuran darah.

Kepala militer negara bagian Bolivar, Jenderal Adolfo Rodriguez, mengatakan otoritas menangkap 10 orang selama aksi kerusuhan, namun tidak menyebutkan adanya korban tewas. Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi untuk dimintai komentar.

Anggota parlemen oposisi dan kelompok HAM mengatakan terjadi protes serupa di tempat lain di Venezuela pada Kamis, dari Kota Punta de Mata di timur hingga Pueblo Llano di Negara Bagian Merida.

Venezeula, yang merupakan anggota OPEC, mengalami krisis parah bahan bakar akibat hancurnya jaringan penyulingan setelah beberapa tahun kekurangan investasi dan perawatan, serta sanksi AS yang mempersulit pertukaran minyak mentah untuk bensin.

Jaringan transportasi yang dihentikan membatasi lebih jauh pasokan makanan untuk tempat-tempat seperti Upata. Karantina juga mempersulit keluarga miskin untuk keluar dan menemukan bahan pokok.

Venezuela mencatat 311 kasus COVID-19 dengan 10 kematian.

Sumber: Reuters
Baca juga: Puluhan orang dikhawatirkan tewas usai kerusuhan di pos polisi Venezuela
Baca juga: Sebelas orang tewas dalam kerusuhan kedua di LP Venezuela
Baca juga: Kerusuhan di penjara Venezuela tewaskan 12 orang

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020