Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda memberikan penjelasan mengenai perkembangan di Myanmar kepada rekan sejawatnya dari Selandia Baru Murray McCully.

"Saya memberikan penjelasan kepada Menlu McCully mengenai pembicaraan internal ASEAN tentang kurangnya kemajuan dalam perkembangan demokrasi di Myanmar," kata Hassan di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis.

Hassan dan McCully melakukan pertemuan dwipihak selama lebih kurang 1,5 jam untuk membahas berbagai hal yang menjadi perhatian bersama kedua negara.

Menurut Hassan, ASEAN terus berusaha meminta Myanmar agar mendorong proses demokrasi di negerinya, salah satunya melalui pernyataan Menlu Thailand selaku ketua bergilir ASEAN.

Selain meminta pemerintah Myanmar untuk membebaskan pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi, ASEAN juga meminta Myanmar mengikuti peta jalan menuju demokrasi yang telah ditetapkannya.

"ASEAN juga mengingatkan Myanmar atas Piagam ASEAN yang telah diratifikasinya, terutama tentang promosi demokrasi," ujarnya.

Aung San Suu Kyi memperingati hari ulang tahun ke-64 dalam suasana muram di penjara ketika para aktivis menempatkan peristiwa itu di Internet dan merancang protes seluruh dunia mendesak junta militer membebaskannya.

Nama-nama terkenal termasuk di dalamnya antara lain Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, dan aktor AS George Clooney serta Julia Roberts.Sedangkan AS dan Uni Eropa memimpin seruan-seruan politik bagi pembebasannya.

Pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu telah mendekam 13 dari 19 tahun dalam tahanan, dan sekarang ditempatkan di Penjara Insein di Yangon selama persidangannya untuk kejadian aneh, yang melibatkan seorang pria Amerika berenang ke rumahnya, terletak di tepi danau.

Junta yang berkuasa menolak mengakui kemenangan besar NLD yang dipimpin Aung San Suu Kyi dalam pemilu 1990 dan para pengecam mengatakan, tuduhan-tuduhan terakhir terhadapnya dibuat-buat agar dia tetap berada di balik jeruji besi saat pemilu yang dijanjikan pada 2010 diadakan.

Para pemimpin Uni Eropa Jumat membuat seruan 64 kata untuk pembebasannya pada hari terakhir konferensi tingkat tinggi di Brussels.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009