New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun pada Jumat waktu setempat, karena para pedagang melakukan aksi ambil untung dari sebuah `rally` kuat dan kekecewaan tentang melemahnya belanja konsumen AS serta kerusuhan baru di produsen minyak Nigeria.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, jatuh 1,07 dolar AS per barel menjadi ditutup pada 69,16 dolar AS. Harga minyak telah naik 1,56 dolar AS pada Kamis.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Agustus merosot 86 sen menjadi 68,92 dolar AS.

"Ada banyak kekhawatiran tentang data belanja," kata Ellis Eckland, seorang pedagang independen.

"Kami sedang di musim mengemudi dan permintaan (bensin) masih lemah," tambah dia.

Departemen perdagangan melaporkan belanja konsumen AS naik tipis 0,3 persen pada Mei dari April, terutama karena hasil dari stimulus pemerintah besar-besaran yang diluncurkan oleh Presiden Barack Obama.

Data menunjukkan bahwa tingkat tabungan pribadi meningkat ke posisi tertinggi 16 tahun, mengindikasikan konsumen berhati-hati dalam pengeluaran di tengah meningkatnya pengangguran dan jatuhnya nilai rumah.

Laporan terutama menekan pasar karena belanja konsumen mencatat dua pertiga dari aktivitas ekonomi AS dan pertimbangan utama untuk pemulihan dari resesi hebat yang dimulai Desember 2007.

Para pedagang fokus pada melemahnya permintaan bensin di AS hingga hari libur kemerdekaan 4 Juli yang jatuh pada Sabtu tahun ini.

"Biasanya, permintaan untuk gas akan mencapai puncaknya hingga mendekati libur 4 Juli," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

Asosiasi Otomotif Amerika (AAA) awal pekan ini memproyeksikan jumlah orang Amerika yang berlibur panjang akhir pekan, dengan 3 Juli menjadi perayaan sebagai libur tahun ini, akan turun 1,9 persen dari 2008.

Sementara, pasar menjaga pengawasannya pada kerusuhan di Nigeria yang telah menekuk pasokan minyak.

Minyak mentah berjangka telah memantul tinggi pada awal perdagangan setelah kelompok pemberontak utama Nigeria mengatakan telah melancarkan sebuah serangan baru terhadap instalasi minyak di selatan negara itu.

"Intensitas serangan baru-baru ini telah membuat pasar terperanjat dan pasokan minyak Afrika Barat ketat," kata Fitzpatrick dari MF Global.

"Pengeboman saluran pipa, serangan pada instalasi minyak dan penculikan pekerja industri dalam beberapa tahun terakhir telah mencegah Nigeria dari pemompaan minyak di atas duapertiga dari kapasitas produksi terpasang 2,5 juta barel per hari," kata dia.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009