Keberhasilan Indonesia mengalahkan tim tuan rumah Thailand 3-1 merupakan langkah awal yang menyisakan pekerjaan rumah bagi semua pihak, kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Menpora, Tunas Dwidharto di Jakarta, Selasa.
"Kami akan bekerja sama dengan berbagai instansi termasuk Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) untuk membawa bendera Indonesia di kancah internasional termasuk sepakbola yunior," katanya.
Menurut dia, tim sepakbola yunior yang telah diseleksi Kemenegpora beberapa waktu lalu harus terus dibina agar menjadi cikal bakal tim nasional.
Sekretaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Wardiyatmo, mengatakan, kemenangan Indonesia merupakan satu hal yang sangat membanggakan.
"Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak kita mampu bersaing di kancah internasional," katanya.
Ia mengatakan, keberhasilan tersebut hendaknya mampu memotivasi generasi muda di Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain di berbagai bidang.
"Keberhasilan anak-anak memperoleh juara pertama juga berarti mampu mengangkat nama baik bangsa, citra bangsa yang tentunya akan semakin dikenalnya Indonesia dengan harapan juga mampu meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia," katanya.
Ia menegaskan dengan keberhasilan tim tersebut, lawan-lawan dari negara lain akan lebih mengenal Indonesia dan berpotensi menjadi bagian sasaran calon wisatawan ke Indonesia.
ASEAN Youth Football Cup merupakan bagian dari rangkaian acara untuk meningkatkan promosi bersama bidang pariwisata di kawasan negara anggota ASEAN.
Event tersebut merupakan hasil kesepakatan The 10th Meeting of ASEAN Tourisme Ministers, pada 29 Januari 2007 di Singapura untuk menyelenggarakan Youth Traveller Programm.
Pada 8 Januari 2009 di Hanoi Vietnam dalam The 12th Meeting of ASEAN Tourisme Ministers disepakati bahwa 2009/2010 ditetapkan sebagai Youth Traveller Year.
"Youth Traveller Year ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada kaum muda tentang kepariwisataan ASEAN dan memberikan pemahaman yang baik tentang keragaman budaya ASEAN," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
