Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kemungkinan kekeringan akibat El Nino yang dapat menganggu produksi pangan dan juga ketersediaan air bagi sebagian masyarakat.

"Pemeritah berkewajiban melakukan kajian tentang gelombang El Nino sekaligus melaksanakan langkah antisipasi dan langkah lain bila kekeringan itu betul terjadi di sini," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat koordinasi di Kantor Presiden Jakarta, Kamis petang.

Kepala Negara menjelaskan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika terus melakukan kajian dan pengamatan untuk memprediksi besaran ancaman kekeringan akibat El Nino yang diperkirakan bisa menganggu sebagian kawasan Indonesia bagian barat dan sebagian wilayah timur.

"Dalam kaitan ini Kepala BMKG jelaskan prediksi kemungkinan datangnya El Nino di pasifik pada akhir tahun atau tahun depan yang berpengaruh pada pertanian kita. Yang melakukan prediksi adalah lembaga serupa di Amerika Serikat, Jepang dan Australia. Prediksinya serupa tapi tak sama benar," kata Presiden.

Presiden menjelaskan hingga September 2009 mendatang pengaruh El Nino di Indonesia masih lemah namun hingga akhir tahun atau awal 2010 masih menunggu prediksi dan kajian BMKG.

"Yang jelas sampai September iklim aman, dalam arti tidak diindentifikasi ada gangguan karena kekeringan ekstrim. September ke depan masih tunggu data pada Agustus mendatang, apakah akan datang El nino dan bila iya apakah serta merta mempengaruhi karena banyak faktor untuk dianalisis," kata Kepala Negara.

Meski hingga September mendatang diprediksi Indonesia masih aman dari pengaruh kekeringan ekstrim, namun pemerintah tetap menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasinya.

" Langkah yang pertama, ada atau tidak ada musim kering atau El Nino kita akan terus naikkan produksi padi. Yang kedua bila ada kekeringan, di daerah tertentu akan ada percepatan masa tanam. Dan yang ketiga kita kembangkan varietas padi yang bisa tumbuh dengan kondisi air kurang dan kita ditanam," ungkapnya.

Langkah pemerintah selanjutnya adalah jika El Nino datang dan terjadi kekeringan, maka kita lahan basah atau rawa saat airnya susut akan difungsikan menjadi sawah seperti di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk mensubstitusi lahan sawah yang kekeringan.

"Langkah yang kelima adalah memastikan gudang atau lumbung terjaga, surplus sejak 2007 bisa disimpan dalam gudang dan lumbung maka dapat jadi cadangan yang bisa digunakan dan yang keenam adalah menjadi tugas pertanian yang dilakukan oleh penyuluh untuk memberikan bimbingan teknis dan pendampingan pada para petani," katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden juga memerintahkan pengecekan saluran irigasi, waduk dan situ di seluruh Indonesia yang harus berfungsi baik saat ancaman kekeringan akibat El Nino datang.

Dalam rapat yang berlangsung mulai pukul 16:00 WIB tersebut antara lain dihadiri oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Menristek Kusmayanto Kadiman, Mentan Anton Apriyantono dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sri Woro Budiati Harijono.

Hadir pula Mensesneg Hatta Radjasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Menteri PU Djoko Kirmanto.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009