Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 25 korban luka akibat dua ledakan bom yang terjadi di hotel JW Marriott, dan di Hotel Ritz-Carlton, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7), hingga Sabtu malam, sudah dizinkan pulang setelah mendapatkan perawatan.

"Dari 55 korban luka sebanyak 25 orang sudah pulang dan lainnya masih menjalani rawat inap di beberapa rumah sakit (RS)," kata Kepala Pusat PenanggulanganKrisis Departemen Kesehatan (PPK-Depkes) dr Rustam S Pakaya, MPH melalui pesan singkat (SMS) kepada ANTARA, Sabtu malam.

Para korban yang masih menjalani rawat inap tersebut, katanya, sebanyak 22 orang, yang rinciannya di RS Jakarta sebanyak tujuh orang warga negara Indonesia (WNI), RS MMC (Metropolitan Medical Centre) Kuningan 13 orang, terdiri atas sembilan WNI dan empat warga negara asing (WNA), sedangkan di RS Pusat Pertamina sebanyak dua orang, masing-masing seorang WNI dan WNA.

"Sedangkan sebanyak tujuh korban lainnya pindah (perawatannya) ke Singapura," kata Rustam dan menambahkan bahwa secara umum kondisi pasien terus membaik.

Sementara itu, pada Sabtu sore, Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengatakan, seluruh biaya pengobatan di rumah sakit bagi korban ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton ditanggung oleh pemerintah.

"Jika korban tidak memiliki asuransi jiwa di manapun, pemerintah akan menjamin biaya pengobatan sepenuhnya," katanya saat bersama Menko Kesra Aburizal Bakrie, usai menjenguk korban ledakan bom yang dirawat di RS MMC.

Korban yang telah dirujuk ke Rumah Sakit di Singapura, kata dia, telah memiliki asuransi sehingga tidak dijamin pemerintah.

Jaminan biaya pengobatan, kata dia, berlaku untuk korban yang masih dirawat di rumah sakit di Indonesia baik WNA maupun WNI.

Siti Fadilah menegaskan, RS tidak boleh rugi dan menarik biaya pengobatan berapa pun kepada korban yang dirawat, dan korban yang bisa ditangani di Indonesia tidak akan dirujuk ke RS di luar negeri seperti Singapura. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009