Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak empat jenasah yang menjadi korban ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan (17/7) hingga kini masih belum teridentifikasi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chryshnanda Dwi Laksono di Jakarta, Selasa, mengatakan, proses indentifikasi masih dilakukan oleh tim dokter identifikasi korban bencana (DVI/Disaster Victims Indentification) Polri.

"Tim DVI terus membandingkan data dan sampel jenasah dengan data pembanding yang ada. Hingga pagi ini, masih empat korban yang belum teridentifikasi," katanya.

Chrysnanda mengatakan, data pembanding itu bisa berasal dari keterangan pihak keluarga soal ciri fisik jenasah, golongan darah hingga hasil tes DNA.

Hingga kini, empat jenasah itu masih disimpan di gedung kedokteran forensik Rumah Sakit Polri Pusat "Soekanto", Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ledakan bom di kedua tempat itu mengakibatkan sembilan orang tewas, dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.

Lima korban tewas yang telah teridentifikasi itu adalah Evert Mokodompit (WNI), Timothy D Mackay (Selandia Baru), Senger Craig Andrew (Australia), McCevoy Garth Rupert John (Australia) dan Verify Nathan John.

Semua korban tewas meninggal di lokasi kejadian kecuali Mackay yang meninggal dunia beberapa saat setelah tiba di RS MMC, Jakarta Selatan.

Jumlah korban yang luka masih 12 orang dan dirawat di tiga rumah sakit yakni RS Jakarta, RS Pusat Pertamina dan RS MMC.

Korban yang dirawat di RS Jakarta adalah Andri, Deni Purwanto, Dikdik Ahmad Taufik dan Bambang Triyanto, sedangkan yang dirawat di RS Pertamina adalah Dadang Hidayat.

Korban yang dirawat dirumah RS MMC antara lain Andrew Stuart (Kanada), Giobani Suhardo, I Gusti Agung Ray, Marico Asmarawati, Oki Utomo, Sudardo dan Yurike Martiningrum.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009