Sydney (ANTARA News/AFP)- Australia menolak keberatan-keberatan China menyangkut kunjungan pemimpin Uighur di pengasingan Rebiya Kadeer, dan mengatakan ia bukan teroris dan tidak ada alasan untuk menolaknya.

Menteri Luar Negeri Stephen Smith mengatakan Rebiya telah diberikan visa untuk kunjungan pekan depan, dalam kesempatan itu ia akan meluncurkan dokumentasi kehidupannya dan bertemu dengan para anggota masyarakat Uighur Australia.

"Saya kira ini akan merupakan kunjungan pribadinya yang ketiga. Kami tidak memiliki bukti atau informasi bahwa ia teroris sehingga dia diberikan satu visa sesuai prosedur imigrasi normal," kata Smith kepada stasiun televisi Sky News, Kamis.

China menuduh Kongres Uighur Dunia yang dipimpin Rebiya adalah gerakan teroris separatis dan menuduhnya mengatur aksi kekerasan yang menelan korban jiwa bulan ini di ibukota provinsi Xinjiang, Urumqi yang menewaskan paling tidak 197 orang.

China sudah menyampaikan protes kepada Australia menyangkut kunjungan itu.

"Rebiya Kadeer adalah seorang penjahat. Fakta-fakta menunjukkan aksi kekerasan 5 Juli di Urumqi dihasut, didalangi dan diarahkan oleh Kongres Uighur Dunia yang dipimpin Rebiya," kata kedutaan besar China di Canberra seperti dikutip suratkabar The Australian.

Rebiya, 62 tahun pekan ini di Jepang mengatakan hampir 10.000 orang hilang selama aksi kekerasan di Xinjiang, tewas atau ditahan, yang memicu kemarahan Beijing dan memanggil duta besar Jepang untuk menyampaikan protes.

Smith mengatakan tidak punya rencana untuk bertemu dengan Rebiya, yang tinggal di Amerika Serikat itu, dan menolak ikut serta bersama Rebiya yang menyerukan PBB mengusut bentrokan antar etnik di Urumqi itu.

Ia menegaskan bahwa hubungan dengan mitra dagang penting China, sudah tegang setelah penahanan bulan ini seorang eksekutif pertambangan di Shanghai, tidak akan terpengaruh.

"Kami memiliki hubungan yang sangat penting dan baik dengan China, tetapi dari waktu ke waktu mengenai berbagai masalah kami berbeda pendapat dan Rebiya Kadeer datang ke Australia adalah salah satu dari masalah-masalah itu, Tetapi hubungan kami akan tetap berkesinambungan. Itu adalah bagian dan paket dari hubungan itu," kata Smith.

Rebiya menurut rencana akan berpidato di Klub Pers Nasional di Canberra melalui jaringan video Selasa depan menjelang ia tiba di Australia pada hari berikutnya.

Ia akan menghadiri peluncuran di Melbourne pada 11 Agustus festival film "10 Conditions of Love". China berencana mundur dari festival film di kota itu. Dua direktur China menarik film-film mereka sebagai protes.

Sementara itu dubes China Zhang Junsai menyebut penahanan eksekutip perusahaan tambang Rio Tinto Austraia, Stern Hu atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata sebagai satu kasus terpisah yang tidak akan merusak hubungan.

Hu dan tiga rekan Chinanya ditahan 5 Juli dan dituduh mencuri rahasia-rahasia negara dengan menyogok para pejabat pabrik baja dalam satu perundingan bijih besi yang alot.

"Kasus Stern Hu adalah satu kasus terpisah. Saya menganggap itu tidak merusak hubungan bilateral dan mengharapkan pihak terkait akan melakukan pendekatan melalui satu cara yang rasional," kata Zhang kepada surat kabar Australia Financial Review.

Rebiya, ibu 11 orang anak, adalah seorang pengusaha sukses di Xinjiang tetapi pernah mendekam enam tahun di sebuah penjara China dan menjadi seorang tokoh penting bagi gerakan Uighur sejak ia dibebaskan tahun 2005.

Minoritas Uighur Muslim di Xinjiang mengaku mereka mendapat tekanan politik dan penyiksaan sejak pasukan China "membebaskan secara damai" provinsi barat yang luas itu 60 tahun lalu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009