Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah alat komunikasi program bantuan Japan International Coorporate Agency (JICA) di Polres Metropolitan Bekasi, Jawa Barat, rusak akibat kurangnya perawatan.

"Barang bantuan JICA yang rusak merupakan alat bantu di ruang `command center`. Dari total 30 unit mesin GPS yang ada hampir seluruhnya rusak. Selain itu belasan HT (Handy Talkie) di kantor Balai Kemitraan Polisi Masyarakat (BKPM) juga rusak," ujar Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mas Guntur Lauphe, usai mengikuti kegiatan HUT ke-7 JICA, di Bekasi, Senin.

Menurut Kapolres, jarangnya upaya perawatan terhadap pemberian barang tersebut disebabkan anggaran perawatan yang minim dan tidak adanya tenaga teknis yang memadai.

"Barang-barang tersebut merupakan pemberian JICA ke Polres Metro Bekasi melalui kerjasama pertama tahun 2002. Biaya perawatan untuk alat tersebut cukup mahal, sehingga wajar bila barang elektronik rusak dalam jangka waktu delapan tahun," katanya.

Mas Guntur juga mengakui adanya ketidakdisiplinan anggota dalam menggunakan alat bantuan JICA tersebut, karena mereka kurang menguasai teknik oprasional penggunaannya.

"Alat-alat GPS kami simpan di setiap mobil patroli petugas. Tidak kami pungkiri kadang masih ada anggota yang kurang paham dalam mengoprasikan alat-alat tersebut sehingga cepat rusak," katanya.

Alat senilai Rp12.500.000 per unit tersebut, katanya, sedianya digunakan untuk mempermudah pelacakan terhadap pelaku kriminal, serta mendeteksi sejumlah lokasi strategis bagi aktivitas anggota kepolisian dalam meningkatkan mutu pelayanan keamanan.

Sekretaris I Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Seijo, mengatakan, pihaknya menempatkan empat orang tenaga teknis perawatan terhadap seluruh alat bantuan JICA di Mapolrestro Bekasi.

"Kami melakukan hal tersebut berdasarkan permintaan Kapolres Metro Bekasi dalam rangka HUT JICA ke-7 di Bekasi," katanya.

Ditambahkan Seijo, sejak kerjasama pertama pada 2002, bantuan yang telah diberikan Jepang melalui program JICA di Bekasi meliputi bidang identifikasi, komunikasi, manajemen tingkat dasar, dan pendidikan dan pelatihan.

"Bidang identifikasi meliputi pelatihan terpadu untuk keperluan olah TKP, dan sejumlah peralatan unit identifikasi. Bidang komunikasi meliputi pendistribusian 503 unit HT dan sarana prasarana `command centre`," katanya.

Sementara bantuan pada bidang manajemen tingkat dasar, kata dia, meliputi pembangunan tujuh unit kantor Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat (BKPM), 7 unit mobil patroli, 14 unit motor patroli, dan 7 unit komputer. Bidang pendidikan dan pelatihan meliputi Diklat peningkatan kemapuan di Jepang dan Restro Bekasi.

"Kerjasama tahap ke dua telah kami lakukan pada 2007, dan direncanakan terus berlangsung hingga 2012. Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat positif bagi kedua belah pihak," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009