Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore merosot menjauhi angka Rp9.900 per dolar menjadi Rp9.930-Rp9.945 per dolar atau turun 60 poin, karena pelaku pasar makin aktif melepas rupiah.

Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan di Jakarta, mengatakan, pasar uang didominasi aksi lepas rupiah, karena pelaku asing banyak melepas rupiah menyusul melemahnya bursa regional akibat terimbas bursa Wall Street.

Melemahnya bursa regional mendorong pelaku asing melepas sahamnya di pasar modal membeli dolar yang pada gilirannya menekan pasar uang khususnya rupiah, katanya.

Pembelian dolar, menurut dia yang berlangsung selama pekan ini mengakibatkan rupiah terpuruk hingga di atas angka Rp9.900 per dolar, namun rupiah diperkirakan tidak akan mencapai Rp10.000 per dolar.

Karena peluang rupiah untuk kembali menguat masih tetap tinggi, ujarnya.

Rupiah, lanjut dia, juga masih mendapat dukungan dari faktor fundamental ekonomi makro Indonesia yang cukup bagus, dimana laju inflasi Juli lebih rendah dibanding bulan lalu yang mencapai 0,66 persen.

Pelaku pasar saat ini, menurut dia menunggu data kunci bulanan pasar tenaga kerja AS untuk petunjuk pemulihan ekonomi.

Apabila data tenaga kerja AS itu membaik, maka akan memicu bursa Wall Street menguat yang juga berimbas ke pasar modal Indonesia dan pada gilirannya ke pasar uang.

Wall Street juga menunggu laporan dari Departemen Tenaga Kerja pada Jumat, tentang angka pengangguran dan data payrolls (daftar gaji) untuk petunjuk pada kekuatan stabilisasi dalam resesi panjang.

Fauzi Ichsan mengatakan, koreksi terhadap rupiah masih wajar, setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga dibawah angka Rp9.850 per dolar (Rp9.840).

Tapi peluang rupiah untuk bisa kembali mencapai angka Rp9.500 per dolar pada akhir tahun ini diperkirakan akan dapat tercapai, ucapnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009