Palu (ANTARA News) - Seorang anggota polisi Selasa pagi ditemukan tewas di sebuah desa dalam wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), namun diduga menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal.

Bripda Lutwik Cristiansen, anggota Satuan Direktorat Intelkam Polda Sulawesi Tengah (Sulteng), saat ditemukan warga di depan kantor Balai Benih Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, sudah tidak bernyawa lagi.

Ny. Nelsi (54), ibu kandung Lutwik, kepada wartawan di Palu, Selasa, menceritakan, pada Senin malam sekitar pukul 21:00 Wita atau beberapa saat sebelum ditemukan tewas, korban sempat berkunjung ke rumah pacarnya bernama Erin yang tinggal di Desa Lolu, Kecamatan Sigi-Biromaru.

Kemudian, sekitar pukul 01.00 Wita (Selasa dini hari), korban bersama Erin berboncengan menggunakan sepeda motor menuju arah Desa Sidera, masih di kecamatan yang sama.

"Anak saya (ketika itu) sempat berpamitan akan mengantar temannya pulang," tutur Nelsi, sambil menambahkan dirinya selama ini tidak pernah mendengar kalau korban terlibat masalah dengan orang lain, sehingga sulit mempercayai kalau anaknya itu meninggal akibat dianiaya.

Menurut Nelsi, korban Lutwik dikenal banyak orang sebagai sosok anak yang pendiam dan tidak suka mencari keributan, sehingga sulit menemukan dia memiliki musuh.

Dikonfirmasi terpisah, Erin mengatakan saat dirinya sedang duduk santai berduaan bersama korban di depan Kantor Balai Benih Sidera, tiba-tiba saja pacarnya itu dipukul dari arah belakang oleh seseorang dengan menggunakan benda keras.

Bahkan korban ketika itu masih sempat dianiaya, kata dia.

Erin mengaku tidak bisa mengenal secara jelas sosok pelaku pemukulan tersebut, karena suasana di tempat kejadian perkara ketika itu sangat gelap.

"Saya tidak bisa melihat muka pelaku, karena saat itu suasananya gelap," katanya.

Direktur Reserse dan Kriminal Polda Sulteng, Kombes Pol Marsauli Siregar yang dihubungi wartawan di Palu, belum banyak memberikan komentar sekaitan kasus kematian Lutwik Cristiansen dengan alasan masih menunggu hasil penyelidikan aparatnya serta hasil otopsi dari pihak rumah sakit terhadap jenazah korban.

"Kami belum dapat memberikan keterangan lebih jauh, sebelum ada hasil penyelidikan lapangan dan otopsi dari pihak RSU Bhayangkara. (Sikap) ini dilakukan, agar jangan sampai kami membuat kesimpulan yang salah," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009