Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 15 BUMN Terbuka (BUMN listing di pasar modal) mencatat total kapitalisasi pasar sebesar Rp521,68 triliun atau 31,42 persen dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Hingga 17 Juli 2009, total kapitalisasi pasar BUMN mencapai Rp521,68 triliun, melonjak dari Rp250 triliun pada 2004," Menneg BUMN Sofyan Djalil, pada Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Kamis dinihari.

Menurut dia, tiga BUMN pencatat total kapitalisasi pasar terbesar, yaitu PT Telkom Tbk yaitu sebesar Rp161 triliun atau 9,71 persen, disusul Bank BRI Tbk sebesar Rp83,03 triliun atau 5 persen dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk Rp79,66 triliun atau 4,08 triliun.

Sedangkan 12 BUMN lainnya menguasai 11,91 persen atau Rp197,71 triliun.

Secara keseluruhan ujar Sofyan, kinerja BUMN baik Terbuka maupun non Terbuka menunjukkan perbaikan yang tercermin dari pencapaian laba bersih.

Jika pada tahun 2004 laba bersih seluruh BUMN sebesar Rp36,94 triliun, maka pada 2008 melonjak jadi Rp77,86 triliun atau naik 110,75 persen.

Pada saat yang sama, sebanyak 20 BUMN yang pada 2004 memberi kontribusi laba bersih sebesar 84,61 persen, pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 90,70 persen.

Sofyan menambahkan, dari 36 sektor BUMN, kenaikan total laba dipicu peningkatan kinerja sektor pertambangan yang mencapai Rp23,77 triliun atau melonjak 260 persen.

Selanjutnya sektor telekomunikasi kenaikan laba bersih Rp4 triliun naik 61 persen, sektor perkebunan Rp2,41 triliun naik 384 triliun dan sektor semen naik sebesar Rp2,13 triliun atau naik 407 persen.

Sedangkan untuk BUMN yang mencatat rugi, kata Sofyan menambahkan, selama empat tahun buku (2005-2008) jumlahnya turun dari 25 perusahaan menjadi 23 BUMN.

Kontribusi kerugian terbesar yaitu PT PLN yakni Rp2,02 triliun pada 2004 dan Rp12,3 triliun pada tahun 2008.

"Penyebab kerugian BUMN, antara lain adalah kebijakan kewajiban pelaksanaan tugas (PSO)/subsidi, kesulitan bahan baku, dan likuiditas," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009