Surabaya (ANTARA News) - Transaksi kartu kredit di Jawa Timur meningkat 35 persen pada H-15 Lebaran karena besarnya permintaan pasar terhadap produk pakaian.

"Selain itu, kenaikan ini juga terlihat dari tingginya kebutuhan pasar pada bahan pokok," kata "Branch Manager Card Center" BCA Kanwil III Surabaya, Honky K. Ilham, di Surabaya, Selasa.

Ia memprediksi, lonjakan signifikan juga terjadi pada H-7 Lebaran.

"Estimasinya bisa naik menjadi 50 persen atau sekitar Rp5 miliar," ujarnya.

Ia meyakini, transaksi Lebaran tahun ini lebih besar daripada periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut bisa dilihat dari sisi nominal.

"Apalagi, kini harga barang kebutuhan pokok kian meningkat. Dari sisi volume pembelanjaan juga terjadi peningkatan karena jumlah penduduk bertambah," katanya.

Terkait daya beli, ia menambahkan, tahun ini kondisinya sama dengan tahun sebelumnya.

"Meski terjadi kenaikan transaksi, ternyata aplikasi pemohon pemegang kartu kredit baru belum banyak penambahannya," katanya.

Sampai sekarang, ia merinci, pemegang kartu kredit bank swasta itu di wilayah Surabaya dan sekitarnya ada 200.000-250.000 unit dengan "delinquent" per bulan berkisar antara 6 persen dan 7 persen.

"Mayoritas, pembelanjaan maksimal per bulan untuk aplikasi baru hanya Rp3 juta per orang," katanya.

Menanggapi kondisi itu, Ketua Asosiasi Kartu Kredit (AKKI) Jatim, Dwi Yulianto, membenarkan, terjadinya kenaikan transaksi kartu kredit menjelang Lebaran sekitar 30 persen. Transaksi tahun ini memang lebih besar karena masih terpengaruh krisis ekonomi global.

"Bukan disebabkan harga kebutuhan pokok yang naik," katanya.

Secara nasional, lanjut dia, total pemegang kartu kredit saat ini 12 juta orang, sedangkan kontribusi Jatim 15 persennya.

Umumnya, besaran "delinquent" rata-ratanya stabil atau kurang dari 10 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009