Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 110 karya dari 46 seniman hasil melukis bersama ditampilkan pada pameran seni rupa bertajuk "Kotegede dalam Sketsa" di Omah Ropingen dan Ndalem Mul Gangsan di Kotagede, Kota Yogyakarta.

"Karya-karya seniman dari melukis bersama di tiga lokasi di Kotagede itu dipamerkan hingga 7 Oktober 2009," kata koordinator pameran "Kotagede dalam Sketsa", Godod Sutejo di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, tiga lokasi yang dijadikan objek berkarya para seniman tersebut adalah kompleks makam raja Mataram Kotagede, lorong Jalan Kerukunan 9 atau bekas Alun-alun Kotagede, dan Pasar Legi Kotagede.

"Di tiga lokasi itu, 46 seniman melukis bersama pada 2 Agustus, kemudian 9 Agustus, dan 16 Agustus 2009. Mereka menghasilkan 110 karya seni rupa berupa lukisan dan sketsa," kata Godod yang dikenal sebagai pelukis alam sepi.

Ia mengatakan kegiatan yang digelar dalam rangkaian Pekan Ramadhan Kotagede (Perak) 2009 itu diharapkan dapat memberi sedikit sumbangan dalam melestarikan serta mendokumentasikan Kotagede dan tradisinya sebagai cagar budaya bangsa.

Seniman yang berpartisipasi dalam kegiatan itu antara lain Kartika Affandi, Mahyar, Godod Sutejo, Irwan Sukendra, Erwan W, Totok Basuki, Soenarto Pr, Djoko Sardjono, Yoyon, dan Titik Sidin.

Menurut dia, melukis bersama dimulai pada 2 Agustus 2009 di kompleks makam raja Mataram Kotagede. Di lokasi itu seniman mendokumentasikan kawasan cagar budaya Kotagede melalui sketsa.

"Gapura makam, bangunan pendopo, dan abdi dalem penjaga makam menjadi objek sketsa yang menarik bagi para seniman," katanya.

Ia mengatakan melukis bersama dilanjutkan pada 9 Agustus 2009 di lorong Kerukunan 9 atau bekas Alun-alun Kotagede.

Di lokasi tersebut bangunan rumah penduduk yang berupa joglo peninggalan zman kerajaan Mataram Islam dinyatakan sebagai cagar budaya.

"Para perupa di lokasi itu selain mengabadikan jajaran rumah penduduk yang membentuk lorong, juga menggoreskan kegiatan masyarakat yang sebagian besar perajin, ketika membuat barang kerajinan dalam sketsa mereka," katanya.

Menurut dia, melukis bersama diakhiri pada 16 Agustus 2009 di Pasar Legi Kotagede yang menjadi urat nadi kehidupan ekonomi masyarakat sejak zaman Mataram, dan salah satu ikon Kotagede yang masih mempertahankan ketradisionalannya.

"Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya ragam kuliner dan jajanan pasar yang sudah jarang ditemui di pasar-pasar lain dapat dicicipi setiap hari, seperti kipo," katanya.(*) 

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009