New York (ANTARA News/Reuters) - Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan empat hari berturut-turut mendekati 72 dolar AS per barel pada Kamis waktu setempat, setelah laporan menunjukkan stok minyak mentah AS turun mengejutkan dan OPEC mengatakan pihaknya akan mempertahankan produksinya saat ini.

Minyak mentah AS naik 63 sen menjadi menetap di 71,94 dolar AS per barel, naik lebih dari enam persen sejak Kamis lalu. Minyak mentah Brent London naik tiga sen menjadi 69,86 dolar AS per barel.

Kenaikan terjadi setelah data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun lebih besar dari yang diperkirakan 5,9 juta barel karena impor melambat dan penyuling menaikkan tingkat produksinya.

Laporan ini juga menunjukkan permintaan produk minyak AS berjalan dua persen lebih tinggi dari setahun lalu - sebuah tanda dari kemerosotan konsumsi yang disebabkan oleh resesi kemungkinan mereda.

Namun, analis mengatakanm dampak "bullish" (bergairah) laporan ini tertusuk oleh peningkatan stok bensin dan produk sulingan (destilasi) seperti minyak disel dan bahan bakar jet.

"Sementara angka minyak mentah mendukung, produk minyak membatasi setiap kenaikan minyak mentah saat ini," kata Phil Flynn, analis di PFGBest Research di Chicago.

Sebelumnya pada Kamis, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak global harian akan hampir setengah juta barel lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya tahun ini dan selanjutnya lebih kuat dari yang diperkirakan konsumsi AS dan Asia.

Sementara pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, mengatakan, tidak melihat kebutuhan untuk mengubah produksi secara resmi, meskipun beberapa anggota meminta memperketat kepatuhan kuota produksinya.

Grup telah setuju untuk mengurangi 4,2 juta barel per hari pada serangkaian pertemuan sejak musim gugur terakhir.

"Kurangnya tindakan lebih agresif mencerminkan keyakinan bahwa permintaan akan cukup dalam merobohkan ketergantungan di pasar," kata David Kirsch, direktur layanan intelijen pasar PFC Energy di Washington.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009