Krynica, Polandia (ANTARA News/AFP) - Pelatih asal Belanda Leo Beenhakker pada Kamis dipecat sebagai pelatih Polandia setelah mereka gagal mencapai putaran final Piala Dunia 2010, kata ketua federasi sepak bola nasional Grzegorz Lato.

Mantan pelatih nasional Belanda berusia 67 tahun itu dipecat setelah timnya tersingkir dengan kekalahan tandang 0-3 dari Slovenia, Rabu.

Pertandingan melawan Slovenia, yang terjadi setelah hasil imbang 1-1 di kandang sendiri, Sabtu, melawan Irlandia Utara, menempatkan Polandia di urutan kedua dari bawah pada Grup Tiga yang secara matematis sudah tidak bisa mengejar dalam dua pertandingan yang masih tersisa melawan pemimpin klasemen Slovakia dan Republik Ceko.

"Itu adalah pertandingan terakhir Leo Beenhakker sebagai manajer Polandia," kata Lato kepada television Polandia.

"Kami punya banyak kandidat. Terlalu dini untuk membicarakan nama. Tetapi dipastikan akan orang Polandia."

Beenhakker menjadi orang asing pertama yang bertugas di Polandia ketika ia ditunjuk pada Juli 2006 untuk memegang tim setelah mereka tersingkir pada putaran pertama Piala Dunia di Jerman.

Mantan pelatih Real Madrid, Ajax dan Feyenoord itu menjadi bintang nasional setelah membawa mereka ke Euro 2008 di Swiss dan Austria - debut mereka dalam kejuaraan Eropa - tetapi mereka juga tumbang pada rintangan pertama di sana.

Reputasinya memudar bagi banyak warga Polandia awal tahun ini ketika ia menjadi asisten tim asal Belanda Feyenoord, yang pernah ia latih, dan ada spekulasi berulang-ulang bahwa ia akan keluar.

Gagal lolos ke turnamen di Afrika Selatan adalah pukulan bagi Polandia karena mereka sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Kejuaraan Eropa 2012, kata Menteri Olahraga Miroslaw Drzewiecki, Kamis.

"Saya sedih. Hati saya `berdarah`. Itu biasa," kata Drzewiecki pada panel dengan fokus sepak bola dalam Krynica Economic Forum di Polandia selatan.

"Tetapi bukan hanya karena pertandingan dengan Slovenia. Beberapa akibatnya bisa buruk bagi masa depan sepak bola Polandia, dan terutama tim nasional," katanya.

Polandia mengandalkan satu tempat di Piala Dunia untuk mengasah ketrampilan mereka.

Sebagai tuan rumah bersama Ukraina untuk Euro 2012, Polandia otomatis mendapat tempat pada turnamen Eropa tersebut. Itu, kata Drzewiecki, adalah masalah karena tim Polandia tidak punya apa-apa kecuali pertandingan persahabatan untuk membantu mereka mempersiapkan diri.

"Dalam 1.000 hari mendatang, Polandia tidak akan memainkan pertandingan kompetitif apapun. Karena kami tidak akan tampil di Piala Dunia, itu berarti selama hampir tiga tahun kami tanpa pertandingan. Pertandingan kompetitif pertama akan terjadi pada 9 Juni 2012, dan itu membuat saya cemas," katanya.

Euro 2012 di kandang sendiri akan disaksikan oleh banyak penggemar sebagai kesempatan untuk menghidupkan kembali era keemasan sepak bola Polandia.

Polandia berakhir di urutan ketiga pada Piala Dunia 1974 - ketika Lato, dengan tujuh gol, menjadi pencetak gol terbanyak dalam turnamen tersebut - dan kembali pada 1982. Mereka juga memenangi emas Olimpiade dan kemudian perak pada 1972 dan 1976.

Mereka berhasil ke putaran kedua Piala Dunia 1986 dan mendapat perak Olimpiade pada 1992, tetapi kemudian paceklik selama satu dekade.

Kendati solid dalam kualifikasi, penampilan mereka yang kurang bersemangat pada Piala Dunia 2002 dan 2006 memupus harapan pendukung mereka untuk kembali ke masa keemasan.
(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009