Garut (ANTARA News) -Dokter jiwa dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung beserta Tim Direktorat Kesehatan Jiwa (Keswa) Depkes melakukan pelayanan di pengungsian korban gempa bumi di Garut selatan.

Enam dokter jiwa memberikan pelayanan di di desa Toblong kecamatan Peundeuy, 75 km arah selatan dari pusat kota Garut, sedangkan Tim Direktorat Keswa melakukan pelayanan di kecamatan Pameungpeuk dan Cikelet.

Kadiskes kabupaten dr H. Hendi Budiman, M.Kes, Jumat, mengemukakan terdapat 4.473 pengungsi di wilayah Garut selatan (Gasela) yang jatuh sakit.

"Mereka masih mendapat perawatan dari Tim Posko kesehatan setempat termasuk 53 pengungsi terserang gangguan jiwa," katanya.

Sebanyak 1.706 pengungsi mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 902 kasus myalgia (penyakit otot dan tulang), 1.228 grastitis (maag), 259 penyakit mata, 188 diare, serta 129 kasus penyakit kulit, juga terdapat delapan kasus penyakit lainnya seperti kelelahan.

"Hingga kini persediaan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan 18.440 pengungsi pada 28 titik lokasi di 20 desa dengan delapan kecamatan masih sangat mencukupi," katanya.

Camat Pameungpeuk Jujun Juhana saat dihubungi dari Garut menyatakan, kondisi pengungsi di wilayahnya kian banyak yang bertengkar terutama dari kalangan suami-istri, sehingga kerap terpaksa aparat kecamatan turun tangan untuk melerai.

"Penyebabnya masalah yang sangat sepele, namun kemungkinan besar akar permasalahannya akibat kebutuhan biologis tidak tersalurkan karena mereka berada di pengungsian yang tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan suami-istri," kata Jujun Juhana.

Banyaknya suami-istri yang sering bertengkar juga diungkapkan para camat lainnya, termasuk dikatakan camat Cisompet U. Haerudin saat dihubungi terpisah.

Data terbaru Pemda Garut menyebutkan 45.875 rumah rusak akibat gempa 7,3 Skala Richter (SR) itu.

Sebanyak 13.139 rumah rusak berat, 7.037 rusak sedang serta 25.699 rumah rusak ringan, dengan kerusakan paling banyak di kecamatan Cikelet meliputi 2.804 rusak berat, 402 rusak sedang serta 917 rusak ringan. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009