Pekanbaru (ANTARA) - Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau menyatakan akan mengintensifkan pelacakan kasus COVID-19 di daerah tersebut dengan cara melakukan tes usap (swab) kepada ribuan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Juru Bicara COVID-19 Riau dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Jumat, mengatakan rencana ini bisa dilakukan karena kapasitas laboratorium Biomolekuler di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru kini sudah bisa memeriksa 15.000 spesimen dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) per bulan.

“Semua ODP akan dilakukan PCR. Artinya, masih ada sekitar 3.694 orang yang harus dilakukan pemeriksaan PCR,” katanya.

Ia menjelaskan ketersediaan reagen di RSUD Arifin Achmad mencukupi untuk tes PCR, yakni mencapai 22 ribu reagen. Ditambah lagi tenaga medis di lab tersebut siap untuk bekerja sepekan penuh dengan dibagi tiga shift untuk memeriksa 450 hingga 500 spesimen per harinya.

Baca juga: Tingkat kesembuhan kasus COVID-19 Riau tertinggi di Indonesia

Baca juga: Bisnis hotel di Pekanbaru mulai menggeliat setelah PSBB berakhir


“Selain pemeriksaan usap ke ODP, semua tenaga kesehatan yang berkaitan langsung dengan penanganan COVID-19 akan ikut tes usap. Ini berlaku seluruhnya di provinsi, tidak hanya di rumah sakit pemerintah, melainkan juga rumah sakit swasta, Puskesmas, hingga ke tenaga pengambil sampel akan ikut,” katanya.

Menurut dia, selama ini penanggulangan COVID-19 di Riau bersifat defensif, yaitu pengambilan spesimen usap untuk pemeriksaan PCR hanya dilakukan pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien yang positif COVID-19. Namun, dengan peningkatan kapasitas lab biomolekuler dan jumlah kasus positif terus menurun, maka perlu dilakukan kebijakan agresif untuk menemukan kasus positif dari orang tanpa gejala (OTG).

Apalagi, setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Riau berakhir pada 28 Mei lalu, masyarakat mulai beraktivitas dan berkumpul tanpa mengindahkan protokol kesehatan COVID-19.

Mengenai teknis pelaksanaannya, pengambilan spesimen ODP akan dilakukan oleh Puskesmas dan dinas kesehatan di setiap daerah. Setiap ODP sudah didata dan akan dihubungi untuk melakukan tes usap.

“Dari 12 kabupaten dan kota rata-rata harus mengirimkan 50 sampel per hari ke lab biomolekuler. Sehingga kita bisa mendapatkan gambaran yang riil kondisi COVID-19 di Riau,” ujarnya.

Kemudian, tes usap direncanakan juga akan dilakukan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, namun secara selektif. Tes usap di Bandara akan ditargetkan pada penumpang yang sudah berumur 60 tahun ke atas, mereka yang berisiko karena punya riwayat sakit jantung, hipertensi dan diabetes.

“Tapi kalau penumpang sudah ada surat kesehatan hasil usap negatif, dan belum sampai tujuh hari, maka status ODP gugur. Tidak perlu tes usap lagi,” ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, total kasus positif COVID-19 kini 120 kasus. Rinciannya, tinggal enam orang yang dirawat, 108 sudah sembuh dan enam orang meninggal dunia. Jumlah PDP yang dirawat tinggal 58 orang, dan jumlah ODP 3.694 orang.*

Baca juga: Pasien COVID-19 Riau sembuh tambah jadi 107, termasuk pejabat Natuna

Baca juga: Kadis PU Natuna sembuh dari COVID-19 di RSUD AA Riau


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020