New York, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Presiden Kosta Rika Oscar Arias, Senin, mengatakan bahwa kepulangan pemimpin terguling Manuel Zelaya ke Honduras adalah untuk menawarkan kesempatan mengakhiri krisis politik di negaranya.

"Kini Presiden Zelaya pulang untuk berkesempatan memulihkan kedudukannya berdasarkan situasi yang tepat, karena pemilu saat ini dijadwalkan November depan, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Masa transisi kekuasaan kepresidenan juga damai, sehingga tepat bagi Honduras untuk kembali ke tatanan konstitusional dan demokratik," kata Hillary kepada wartawan, saat dia bertemu dengan Arias di New York.

Diplomat top AS itu juga mengeluarkan imbauan untuk meredakan ketegangan dan menghindari terjadinya kekerasan.

"Hal ini penting sekali bahwa dialog dimulai, bahwa ada saluran komunikasi antara Presiden Zelaya dan rezim de fakto di Honduras," kata Ny.Clinton.

"Ini juga penting sekali bahwa kembalinya Presiden Zelaya tidak membawa suatu konflik atau kekerasan, tapi sebaliknya siapapun bertindak dengan cara yang damai untuk mendapatkan beberapa landasan bersama," katanya.

Ribuan pendukung Zelaya berkumpul di jalan-jalan Tegucipalga, yang tegang, Senin, pada saat mendengar kepulangannya setelah hampir tiga bulan dia ditumbangkan dalam satu kudeta, sedangkan para pemimpin sementara yang mengirimkannya ke luar negeri membantah bahwa dia kembali.

Ny. Clinton mengatakan AS telah menjelaskan kepada kedua pihak agar tidak melakukan tindakan yang bisa membakar situasi. "Para pendukung kedua pihak perlu mengendalikan diri dan berhati-hati dalam tindakan mereka beberapa hari mendatang ini," katanya.

Arias, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang menengahi perundingan perdamaian yang gagal antara kubu Zelaya dan pemerintah sementara, juga berharap tercapainya satu pemecahan politik.

Dia menyeru Zelaya dan pemerintah sementara agar menandatangani persetujuan San Jose Juli lalu.

Persetujuan itu menyeru agar Zelaya pulang untuk mendapatkan posisi kepresidenan, dan dia mengatakan, "Saya pikir ini adalah kesempatan yang baik, tepat waktunya, dan kini Zelaya telah kembali ke negaranya."

Dia menambahkan, "Itu semua yang kami rundingkan. Kini tidak ada lagi rencana B."

Presiden sementara pemerintah de fakto Honduras, Roberto Micheletti, telah menolak kesepakatan itu ketika disiarkan oleh Arias.

Senin lalu, Zelaya --yang kini mengungsi di kedutaan Brazilia di Tegucipalga-- mengatakan kepada Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, bahwa dia juga tidak akan menerima Kesepakatan San Jose, menurut duta besar Nikaragua pada Organisasi Negara Amerika.

Arias mengatakan dia bersedia pergi ke Hondoras untuk menindak-lanjuti upaya penengahannya dan menjamin penyelesaian damai, jika kedua pihak memintanya untuk pergi ke Tegucipalga.

"Saya dengan senang hati akan pergi untuk menyaksikan apa yang bisa saya lakukan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009