Jakarta (ANTARA News) - Produsen ponsel merek IMO menargetkan bisa menguasai 20 persen pangsa pasar ponsel merek lokal buatan Cina di tanah air pada 2010, dari saat ini sekitar 10 persen.

"Optimistis pangsa pasar bisa dinaikkan hingga dua kali lipat dari sekarang," kata Presiden Direktur IMO Mobile Entertainment, Sarwo Wargono, di Jakarta, Senin.

Menurut Wargono, pangsa pasar ponsel merek lokal buatan Cina di Indonesia terus tumbuh.

"Selain penjualan langsung di pasar juga didorong gencarnya program bundling (penjualan bersama/paket) dengan operator telekomunikasi," katanya.

Ia menuturkan, untuk pertama kali IMO melakukan bundling dengan operator Indosat untuk type B8190.

"Kami berharap program bundling ini mampu meningkatkan volume penjualan IMO," ujarnya.

Meski begitu, Wargono tidak merinci berapa besar volume penjualan IMO hingga akhir tahun 2009.

Mengutip lebaga riset pasar JFK, Wargono menuturkan, bahwa total penjualan seluruh jenis ponsel di Indonesia bisa mencapai sekitar 1 juta unit per bulan.

Wargono menilai, persaingan pada ponsel merek lokal buatan Cina sangat ketat, karena menyasar pasar yang lebih besar.

Permintaan signifikan terutama pada segmen bawah (low end) dengan harga di bawah kisaran Rp1 juta, dan segmen menengah .

Menurutnya, besarnya minat konsumen terhadap ponsel Cina sejalan cepatnya perubahan perilaku konsumen akibat berkembangnya komunitas sosial yang ditandai maraknya situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

Layanan ponsel yang tadinya didominasi penggunaan layanan suara dan SMS, kini mengarah pada komunikasi data yang mengandalkan GPRS.

Ia menuturkan, hingga akhir tahun 2009 IMO akan meluncurkan sebanyak 4-5 varian baru seperti B369 Qwerty, W900.

Sedangkan pada 2010 ditambahkannya, IMO seperti biasa setiap akan mengguyur pasar dengan sekitar 20 varian ponsel.

"Penjualan produk baru tersebut juga direncanakan dilakukan melalui program bundling. Tetapi operatornya belum bisa kami sebutkan karena masih tahap negosiasi," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009