Yogyakarta (ANTARA News) - Perupa Anis Ekowindu menampilkan sejumlah lukisan karyanya dalam pameran tunggal bertajuk "Theatre of Fray" di Tembi Contemporary Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Tembi Contemporary kali ini memilih Anis Ekowindu untuk mengisi ruang pamernya dengan karya-karya yang khas pada 20 Oktober hingga 13 November 2009," kata pengelola Tembi Contemporary Riessa Wijaya di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan lukisan-lukisan Anis Ekowindu menampakkan citra yang mudah untuk dikenali oleh pemirsanya. Karyanya merupakan visualisasi figur-figur realistik yang menampilkan gesture tertentu.

"Gesture yang jenaka dan bermuka sangat Jawa mencirikan karya Anis. Objek-objek lukisan yang adalah orang-orang sekitar dan terdekat dengan Anis dalam gesture yang sangat `biasa`," katanya.

Menurut dia lukisan Anis selain menarik pandang juga membuat pemirsa tergiring pada rasa ingin tahu tentang makna di balik karya tersebut. Kalau pun tidak terpancing untuk berpikir dalam, paling tidak pemirsa

pasti terhibur dengan unsur jenaka dari gesture sang model.

"Anis Ekowindu, seniman lukis dan animasi itu sangat suka dengan lingkup kampung yang diakrabinya sejak kecil dan menginspirasi karyanya. Di samping ketertarikan untuk bermain objek animasi yang kaya warna," katanya.

Ia mengatakan Anis juga mengolah objek keseharian dari keluarga dan saudaranya dalam warna cenderung minimalis dan abu-abu menjadi sajian yang sederhana namun elegan dan berbobot.

"Karya-karya dengan visualisasi minimal dengan kesan jenaka dan pesan yang mencerminkan karakter Anis Ekowindu yang cenderung suka mengamati dan mengolah persepsinya kemudian," katanya.

Dalam pameran tersebut Anis Ekowindu menampilkan 14 karya, di antaranya serial "puppet versus director" menampilkan pertarungan dalam diri manusia dengan visualisasi yang jenaka dan jauh dari kesan satir.

"Karya-karya lain menggambarkan perenungannya akan kontradiksi idealisme dan realitas, kebebasan dan masalah mendasar seperti dapur yang harus `ngebul`," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009