Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri yang baru dilantik pada Kamis (22/10) untuk periode 2009-2014, Marty Natalegawa, menyatakan Indonesia tidak akan meninggalkan ASEAN sebagai poros utama kebijakan luar negeri walaupun posisi negara saat ini semakin diakui oleh organisasi-organisasi internasional lain.

"Kita tidak akan bisa menanggalkan ASEAN karena merupakan rumah bagi Indonesia. Namun, bukan berarti kita tidak bisa berkembang atau berkarya di luar ASEAN," kata Menlu seusai serah terima jabatan dengan mantan Menlu Hassan Wirajuda di Gedung Pancasila Deplu, di Jakarta, Kamis.

Menlu mencontohkan posisi Indonesia di G-20 atau organisasi PBB yang menangani masalah perubahan iklim (UNFCCC) adalah salah satu cara Indonesia memperluas jaringan diplomasinya sekaligus membantu memberikan solusi bagi permasalahan dunia.

"Di forum internasional apa pun itu, kita akan terus berperan secara aktif, menjembatani visi yang berbeda antar negara-negara yang berselisih serta memperlihatkan sosok Indonesia yang moderat dan teguh dalam bersikap," kata Menlu.

Ditanya mengenai program kerja di awal masa jabatan sebagai Menlu, Marty menyatakan akan segera menyusun rencana strategis untuk lima tahun masa jabatannya.

"Diperlukan kerja sama semua jajaran Deplu supaya semua agenda tertata dan sesuai dengan kepentingan nasional yang telah ditetapkan presiden," ujarnya.

Mantan juru bicara Deplu periode 2002-2005 ini juga menyatakan dalam waktu beberapa bulan ke depan akan ada beberapa kegiatan internasional yang perlu ditangani yaitu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Thailand dan KTT APEC di Singapura serta rangkaian kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke berbagai kawasan.

Marty menambahkan bulan Desember 2009, Indonesia juga akan mengikuti Konferensi Tentang Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark. Menlu menyatakan pertemuan tersebut akan membicarakan berbagai agenda antara lain perubahan iklim, kondisi keuangan global dan lingkungan hidup.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009