Jika sampai akhir tahun ini tidak bisa mengumpulkan modal inti sebesar Rp1 triliun, maka kemungkinan terburuk adalah dilikuidasi
Bengkulu (ANTARA) - Direktur Utama Bank Bengkulu Agus Salim mengatakan hingga kini modal inti banknya baru mencapai Rp850 miliar atau belum memenuhi syarat menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, yang ditetapkan minimal sebesar Rp1 triliun.

Ia menjelaskan pihaknya masih memiliki waktu hingga akhir tahun ini untuk mengumpulkan modal inti hingga mencapai Rp1 triliun jika ingin menjadi BUKU II, sesuai Peraturan OJK  Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

"Seluruh bank umum harus memiliki modal inti akhir tahun ini Rp1 triliun, kemudian tahun 2021 Rp2 triliun dan tahun 2023 Rp3 triliun. Karena itu, harus melakukan konsolidasi terutama untuk memenuhi syarat modal inti Rp1 triliun tahun ini," ucapnya di Bengkulu, Sabtu.

Baca juga: BI bebaskan biaya transaksi QRIS bagi UMKM di masa normal baru

Agus menyebutkan jika sampai akhir tahun ini tidak bisa mengumpulkan modal inti sebesar Rp1 triliun, maka kemungkinan terburuk adalah dilikuidasi atau ditutup.

Kemudian, kata dia, jika target pengumpulan modal inti Rp3 triliun hingga tahun 2023 nanti tidak bisa dipenuhi, maka pihaknya akan mengambil langkah bergabung dengan kelompok usaha bank (KUB) untuk mencapai syarat tersebut.

"Jika akhir Desember tahun ini baik itu bank umum konvensional maupun syariah harus memiliki modal inti Rp1 triliun, kalau tidak, maka akan diakuisisi bank lain atau diturunkan statusnya menjadi BPR atau bahkan bisa dilikuidasi," paparnya.

Di sisi lain, Agus mengatakan kinerja Bank Bengkulu, dari segi pertumbuhan bisnis sudah tumbuh di atas target yang disepakati sebelumnya dengan OJK.

Saat ini, kata dia, pertumbuhan laba dan aset Bank Bengkulu sudah mencapai sekitar Rp7,4 triliun, sedangkan laba per Juni 2020 sudah mencapai Rp85 miliar.

"Kita optimistis laba tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu, karena tahun lalu laba tercatat Rp107 miliar, sedangkan pertengahan tahun ini saja kita sudah mencapai Rp85 miliar," kata Agus.

Baca juga: Bank Sumut evaluasi kredit 7.900 UMKM yang terdampak COVID-19
Baca juga: Bank DKI tingkatkan kesiapan hadapi normal baru


Pewarta: Carminanda
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020