Banda Aceh, (ANTARA News) - Para orang tua dan wali pemain junior Aceh yang belajar di Paraguay menginginkan anaknya dipulangkan untuk sementara, karena di negara itu sudah tidak nyaman lagi menyusul insiden pemukulan yang dilakukan kepolisian setempat.

"Kami minta kepada Pemerintah Aceh agar anak-anak dipulangkan ke Aceh, karena mereka sudah trauma dan tidak mungkin lagi melakukan kegiatan latihan," kata Asri Sulaiman, orang tua salah seorang pemain di Banda Aceh, Selasa (3/11).

Para pemain junior Aceh sempat bentrok dengan polisi Paraguay, karena membela gurunya yang ditangkap pihak keamanan setempat, Sabtu (31/10). Akibat bentrokan itu anak-anak Aceh ada yang dirawat di rumah sakit.

Informasi yang diperoleh, penangkapan guru itu dilakukan karena dituduh secara sepihak dan tidak adil oleh Komite Olimpik Paraguay (salah satu pihak yang menjadi partner team sepak bola Pemerintah Aceh).

Para orang tua kini merasa cemas dengan nasib anak-anaknya yang kini berada di negeri orang.

Asri menyatakan, informasi yang diperoleh dari anak-anak, kasus tersebut sudah tersiar di sejumlah media cetak dan elektronika yang memojokan tim sepakbola Aceh.

"Anak-anak sudah sangat terpojok di Paraguay. Mereka sudah tidak berani lagi untuk keluar hotel. Masalah ini tidak bisa dibiarkan, harus segera diatasi oleh Pemerintah Aceh," kata Asri yang juga Sekretaris Pengprov PSSI Aceh.

Ia mewakili orang tua pemain juga minta kepada PT Sanchez Management Goal, rekanan yang menangani kegiatan pembinaan tim junior Aceh di Pargaguay diganti.

"Biang keladi keributan tersebut adalah pihak Sanches yang tidak becus menangani tim Aceh," katanya.

Ia menilai, selama ini pihak rekanan tidak melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka seperti isi kontrak. "Kami meminta rekanan sekarang diganti dengan yang lain supaya tidak terulang lagi kasus-kasus yang terjadi seperti yang lalu," ujarnya.

Sebanyak 30 anak Aceh dibawah usia 15 tahun menjalani latihan di Paraguay sejak tahun 2007.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009