Palopo, Sulsel (ANTARA News) - Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kota Palopo, Sulawesi Selatan menewaskan sembilan warga dan empat lainnya masih dalam pencarian tim search and rescue (SAR) TNI dan Polri.

Informasi yang dihimpun dari Komando Daerah Militer (Kodim) 1403 Sawerigading, Palopo, Senin malam, menyebutkan, ke-13 korban longsor tersebut adalah warga lingkungan To`jambu, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo.

"Sampai saat ini kami masih melakukan pencarian dan data sementara sekitar 13 orang dinyatakan korban. Sembilan sudah ditemukan dalam keadaan tewas dan empat lainnya masih dalam pencarian," ujar Kepala Penerangan Kodam VII Wirabuana Mayor Inf Rustam Effendy, Senin malam.

Ia mengatakan, sejumlah personel tim penyelamat yang terdiri atas TNI AD dari Kodim 1403 Sawerigading dan pemkot Palopo beserta dengan tim relawan berhasil mengevakuasi sembilan korban yang ditemukan secara terpisah.

Enam korban pertama ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa sekira pukul 09.00 di pesisir sungai Bambalu. Mereka ditemukan di dua titik yaitu kilometer 13 dan kilometer 18 trans Palopo-Toraja. Korban kemudian di evakuasi ke Masjid Al Ikhlas, kelurahan Battang Barat.

Selang beberapa jam kemudian, sekitar pukul 14.00 Wita, tim kembali menemukan tiga mayat di kilometer 18 trans Palopo-Toraja. Beberapa diantara korban tersebut ditemukan dalam kondisi tragis karena sebagian tubuhnya dilalporkan sudah tidak ada.

Selain itu, setidaknya terdapat 51 titik longsor di kilometer 20 hingga kilometer 30, Jalan poros propinsi dari Palopo menuju Tana Toraja. Titik longsor yang terparah terjadi di Lingkungan To`jambu.

Sekitar 100 meter jalan provinsi di lingkungan ini dipastikan tidak dapat dilalui kendaraan. Sejauh ini tim penyelamat baru mengidentifikasi 15 unit rumah yang tertimpa longsor. Selain itu, sejumlah pipa PDAM yang merupakan salah satu proyek di Palopo juga mengalami kerusakan akibat timbunan longsor.

Longsor ini mengakibatkan ribuan kubik tanah menimbun pemukiman di Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo.

Ia mengatakan dalam upaya pencarian korban hingga Senin (9/11) siang, tim evakuasi dari kepolisian, TNI dan pemerintah setempat berhasil menemukan enam warga yang tertimbun tanah dan delapan orang masih dicari.

Bencana longsor tersebut terjadi di kilometer 29-30, jalan poros yang menghubungkan Kota Palopo dan Kabupaten Tana Toraja.

Kedelapan orang tersebut diduga kuat telah meninggal dunia di bawah timbunan tanah bukit Battang. Selain itu, ada 14 rumah warga yang ikut tertimbun tanah.

Kapolresta Palopo Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Mustaring yang berada di lokasi bencana mengatakan, pihaknya masih berupaya mengevakuasi para korban longsor dan terus mencari delapan orang yang hilang tersebut.

"Kami masih melakukan pencarian dan penggalian untuk menemukan para korban," katanya.

Sementara itu, Walikota Palopo HPA Tenriadjeng yang meninjau langsung di lokasi kejadian mengatakan, proses evakuasi korban longsor saat ini dibawah kendali Kodim 1403 Sawerigading.

Untuk saat ini, evakuasi korban dilakukan dengan bantuan alat berat berupa satu unit eskavator dan satu unit buldozer.

Tenriadjeng mengatakan, untuk saat ini pemerintah Kota Palopo belum bisa menaksir total kerugian akibat kejadian itu. Menurutnya, pihaknya memfokuskan diri untuk melakukan evakuasi korban jiwa dan penduduk kampung To`jambu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009