Tapaktuan (ANTARA News) - Banjir bandang akibat luapan sungai Silolo dan Paya Ateuk Kecamatan Pasie Raja, kabupaten Aceh Selatan, Minggu, mulai surut, warga mulai membersihkan kediaman dari sampah dan lumpur.

"Air yang menggenangi rumah warga di desa Krueng Kale dan Silolo sudah surut. Sejak siang tadi warga mulai membersihkan rumahnya dari sampah dan lumpur yang dibawa arus sungai," kata Camat Pasie Raja, H Rustam di Tapaktuan, Senin.

Luapan dua sungai karena hujan deras yang terjadi sejak Sabtu (14/11) hingga Minggu (15/11) mengakibatkan ratusan rumah warga dan puluhan hektare lahan pertanian digenangi air dengan ketinggian 50 cm hingga satu meter lebih.

Banjir juga menggenangi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Krueng Kale dan merusak pipa saluran air bersih.

"Hari ini aktivitas belajar mengajar di SDN Krueng Kale tidak dapat dilaksanakan sebab bangunan sekolah masih digenangi air," katanya.

Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Aceh Selatan, Daska Aziz mengatakan banjir yang terjadi di desa Panton Luas dan Trieng Maduro Tunong, Kecamatan Sawang juga sudah surut, namun 220 kepala Keluarga (KK) warga desa Panton Luas masih terisolasi akibat jalan menuju desa itu tertimbun longsor di tiga titik.

"Untuk membersihkan timbunan longsor di gunung Panton itu harus menggunakan alat berat," katanya.

Wakil Bupati Aceh Selatan itu juga mengatakan meski banjir di Kecamatan Pasie Raja dan Sawang telah surut namun air masih menggenangi rumah penduduk desa Seubadeh, Ujung Pulo Cut, dan Kampung Simpang, Kecamatan Bakongan Timur (Bakotim).

Genangan air juga masih merendam pemukiman penduduk di desa Keude Trumon, Padang Harapan dan Desa Keude Baro kecamatan Trumon.

Ia mengatakan meskipun air mulai surut namun warga di daerah penghasil pala itu masih khawatir banjir susulan sebab cuaca sangat berpotensi hujan.

"Kalau malam ini hujan lagi, saya perkirakan air akan kembali meluap dan warga saya imbau untuk mengungsi kedataran yang lebih tinggi," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009