Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah mantan menteri, jenderal purnawirawan dan para intelektual kondang memarakkan sejumlah forum seminar bertajuk penentangan terhadap neoliberalisme serta mengupas tuntas mega skandal Bank Century oleh beberapa organisasi.

"Mantan Menteri Kesehatan Dr Siti Fadilah Supari, bekas Menko Perekonomian Dr Rizal Ramli (Indonesia Bangkit) dan Jenderal TNI Pur Tyasno Sudarto (mantan KSAD), menjadi tiga pembicara utama di forum diskusi "Nasionalisme vs Neoliberalisme" Senin siang di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jl Soeprapto, Jakarta Pusat," ujar Manganar Pasaribu dari Forum Marhaenisme Indonesia, di Jakarta, Senin.

Politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang juga ikut menyebarkan undangan acara ini melalui pesan singkat ke sejumlah relasi dengan ajakan agar sama-sama meluruskan jalan ekonomi Indonesia yang tengah mengalami gelombang dahsyat oleh `amukan` neoliberalisme itu.

"Ada beberapa anggota Dewan dan politisi lintas partai akan hadir di sini, juga tokoh pemuda dan mahasiswa berbagai aliran ideologi yang menyatu di bawah panji ideologi nasional Pancasila," ujarnya.

Dalam forum yang digelar oleh `INSIDe`, ini, menurut keduanya, selain ketiga pembicara itu, tampil pula Yudi Latif, PhD (`Chairman INSIDe`), Syukur H Nababan (anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI), Fadli Zon, MSc (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra), Haris Rusly (Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia, FKPI).

Juga Ray Rangkuti (Kompak), Arip Musthopa (Ketua Umum PB HMI), M Rodli Khaelani (Ketua Umum PB PMII), Dani Setiawan (KAU), Ady Sumbogo (Ketua Umum PP PMKRI), M Khozien (Ketua Umum HMI MPO), Elias Dabun (Sekjen GMPI), Pidi Winata (Kornas BEM SI), dan Donny Lumingas (mantan Sekjen Presidium Pusat GMNI).

Daniel Nafis dari `INSIDe`, mengungkapkan pula, acara ini diawali oleh orasi dan makan siang bersama yang diakhiri dengan berbagai pernyataan sikap politik semua peserta forum menyangkut gerakan para antek neoliberalisme mencengkeram ekonomi Indonesia, termasuk di dalamnya melalui mega skandal Bank Century.

Sementara itu, Hanny Senewe dari Presidium Persatuan Alumni (PPA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), secara terpisah mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan `CINAPS` menggelar pertemuan terbatas di Jala Cikini Raya, Menteng.

"Agenda utamanya adalah kupas tuntas tentang mega skandal Bank Century, dengan pembicara utamanya sejumlah akademisi, antara lain Prof Soedijarto," katanya.

Hanny Senewe menambakan, kupas tuntas tentang mega skandal Bank Century tersebut, sebagai bagian dari upaya menguliti permainan kaum neolibelisme yang semakin mencengkeram perekonomian serta kedaulatan politik nasional Indonesia.


Siap `Kepung` Parlemen

Sebelumnya, Ketua Umum PB HMI, Arip Musthopa, menyatakan, organisasinya bersama sejumlah elemen masyarakat lainnya siap `mengepung` Gedung Parlemen pada tanggal 1 Desember 2009.

"Itu kami lakukan sebagai dukungan moral kepada DPR RI untuk pengesahan Hak Angket Skandal Bank Century dan segera dibentuknya Panitia Khusus (Pansus) untuk menuntaskan masalah tersebut," tegasnya kepada ANTARA di sela-sela Konferensi Pers dan Diskusi mengenai `Rencana Aksi Kepung DPR RI` bertajuk "Bongkar Tuntas Skandal Bank Century" di Sekretariat PB HMI, Jalan Diponegoro No 16A Jakarta Pusat.

Hadir pada pertemuan itu, selain Arip Musthopa, juga beberapa aktivis dari berbagai aliran, seperti Ichsan Loulembah, Indra Piliang, Chalid Muhammad, Geis Chalifah, Medrial Alamsyah, Ray Rangkuti, Ismad Hasan Putro dan Arif Satria.

"Target pertemuan ini ialah untuk menyampaikan ke publik, bahwa pertama, HMI memang akan turun `mengepung` DPR RI pada tanggal 1 Desember nanti, sebagai bukti dukungan kami atas pengesahan Hak Angket Skandal Bank Century (BC) dan segera dibentuknya Pansus BC yang harus diisi dengan orang-orang yang kredibel dan berintegritas," tandasnya.

Kedua, demikian Arip Musthopa, PB HMI mengajak seluruh kader di semua cabang se-Indonesia, bersama-sama berbagai elemen mahasiswa lainnya untuk turun pada hari yang sama.

"Ketiga, kami mengumumkan pendirian Posko Pantau Penuntasan Skandal BC di Sekretariat PB HMI," ungkapnya.


GMNI Siapkan Gerakan

Secara terpisah, Ketua Advokasi Rakyat Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Muhammad Item, menegaskan, pihaknya pun telah menyiapkan gerakan khusus pada 1 Desember 2009 di seluruh Indonesia.

"Kami tak hanya mendukung hak angket skandal BC itu, tetapi juga menentang setiap upaya kaum neoliberalis yang melalui para anteknya menghisap berbagai kekayaan nasional dan semakin menyengsarakan rakyat," tandasnya.

Karena itu, Muhammad Item mengharapkan seluruh rekan sesama aktivis, baik internal GMNI maupun komponen maupun elemen lainnya, agar menggerakkan serta memobilisasi massa masing-masing untuk gerakan khusus mulai 1 Desember mendatang tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009