Solo (ANTARA News) - Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) mengembangkan pembuatan kaki palsu dengan tipe endoskeletal yang mampu mengakomodasi kebutuhan penyandang cacat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Pengembangan kaki palsu tipe endoskeletal itu juga bertujuan menunjang keberadaan Kota Solo sebagai Kota Orthopedi, kata Ketua Tim Peneliti Kaki Palsu Jurusan Teknik Industri UNS Ir Lobes Herdiman, MT kepada wartawan di Kentingan Solo, Selasa.

"Selama ini sebagian besar kaki palsu adalah tipe eksoskeletal yang lebih ditujukan untuk pemenuhan kosmetik," katanya.

Penelitian pembuatan kaki palsu endoskeletal ini sudah dimulai sejak 2002 dan sampai sekarang masih terus dikembangkan untuk penyempurnaan.

"Sekarang kami sudah menghasilkan kaki palsu dengan tipe endoskeletal dan hasilnya cukup membantu, tetapi masih terus dikembangkan agar lebih sempurna," katanya.

Menurut dia, kaki palsu tipe endoskeletal dapat dilengkapi dengan alat bantu lain berupa pengatur arah dari gerak rotasi kaki, yang memungkinkan untuk aktivitas yang berkaitan dengan duduk bersila atau memasang sepatu.

Pada saat pengguna melakukan gerakan berjalan, sudut pada titik sumbu knee joint juga lebih fleksibel sehingga gerakan berjalan terlihat lebih lembut, dan tipe ini lebih ringan serta mudah digerakkan sesuai keinginan.

Selain mengembangkan kaki palsu, UNS juga membuat tangan palsu, dengan semua komponen dari dalam negeri. Pembuatan kaki palsu di bawah lutut (BL) memerlukan dana sebesar Rp4 juta dan kaki palsu di atas lutut Rp18 juta.

"Harga kaki palsu ini memang lebih murah dibandingkan harga pasar. Harganya di luar bisa lipat dua kali. Kami hanya melakukan pengabdian sehingga penjualan juga tidak bersifat komersial," katanya.

Menyinggung masyarakat yang memerlukan kaki palsu tersebut, ia mengatakan mereka dapat datang ke UNS. Untuk pembuatan kaki palsu ini pemakai harus datang untuk pengukuran.

Lobes Hardiman mengatakan, setiap bulan pihaknya mampu membuat empat pasang kaki yang semua bahannya dari dalam negeri. Kaki palsu tersebut ada yang disumbangkan kepada masyarakat yang memerlukan yaitu Ngadimin warga Ngemplak, Kabupaten Boyolali yang kakinya diamputasi karena kecelakaan lalu lintas.

Menurut pengakuan Ngadimin memakai kaki palsu model endoskeletal buatan UNS lebih enak dibanding kaki palsu tipe eksoskeletal yang dibeli di luar. "Saya pakai kaki palsu ini sudah lima tahun dan terima kasih diberi bantuan kaki palsu dari UNS," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009