Penyebabnya masih belum dapat ditentukan. Namun terbuka kemungkinan mengenai adanya intervensi asing melalui sebuah roket, bom, atau media lainnya,
Beirut (ANTARA) - Presiden Lebanon Michael Aoun menyebut bahwa penyelidikan atas ledakan masif di Beirut akan melihat kemungkinan adanya intervensi pihak asing, selain dugaan kecelakaan atau kelalaian.

"Penyebabnya masih belum dapat ditentukan. Namun terbuka kemungkinan mengenai adanya intervensi asing melalui sebuah roket, bom, atau media lainnya," kata Aoun, dikutip dari laporan media lokal dan dikonfirmasi oleh kantor kepresidenan, Jumat.

Presiden dan Perdana Menteri Lebanon sebelumnya menyatakan ledakan tersebut berasal dari 2.750 ton amonium nitrat, zat kimia bersifat eksplosif yang biasa digunakan dalam pembuatan pupuk dan juga bom.

Timbunan amonium nitrat itu disebut telah disimpan selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan di gudang pelabuhan--pusat ledakan terjadi pada Selasa (4/8) sekitar pukul 6 petang waktu setempat, yang sejauh ini tercatat menewaskan sedikitnya 154 orang dan melukai 5.000 lainnya.

Aoun juga menyebut dirinya telah meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengunjungi Beirut pada Kamis (6/8), untuk melihat gambar (peristiwa ledakan) dari satelit demi membantu menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

"Dan jika Prancis tidak mempunyai gambar tersebut, kami akan memintanya dari sumber yang lain," ujar dia.

Baca juga: Macron siap sampaikan "kenyataan pahit" pada pemimpin Lebanon

Baca juga: Penyelidikan awal temukan kelalaian sebabkan ledakan di Beirut

Baca juga: Presiden Lebanon serukan keadaan darurat dua minggu


Lebih lanjut, Aoun menjelaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan dalam tiga bagian, "pertama, bagaimana zat eksplosif itu bisa masuk dan disimpan; kedua, apakah ledakan merupakan akibat dari kelalaian atau kecelakaan; dan ketiga, kemungkinan intervensi dari pihak asing."

Usai terjadi ledakan, pemerintah Amerika Serikat mengatakan tidak tertutup kemungkinan tentang adanya serangan terkait dengan ledakan Beirut. Sementara Israel, yang selama ini terlibat dalam sejumlah perang dengan Lebanon, membantah ada andil dalam peristiwa ledakan tersebut.

Seiring dengan jalannya penyelidikan, Aoun menyebut sebanyak 20 orang petugas pelabuhan telah ditahan sementara. Bank pusat juga menyebut pihaknya membekukan rekening milik tujuh orang, termasuk kepala pelabuhan dan kepala bea cukai.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sumber: Manajer pelabuhan Beirut ikut diamankan terkait ledakan

Baca juga: Polisi Siprus interogasi warga Rusia terkait kargo kimia Beirut

Penerjemah: Suwanti
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020