Ciamis (ANTARA News) - Puluhan ulama di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menggelar doa bersama untuk almarhum mantan presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), di pondok pesantren Cijantung, Ciamis, Rabu malam.

"Mengetahui meninggalnya Gus Dur kami langsung melakukan istigasah atau doa untuk beliau," kata pimpinan pondok pesantren Cijantung, Kh H Agus Abdul Kholik.

Agus selaku Tanfidziah NU yang juga memimpin doa bersama untuk almarhum Gus Dur mengatakan kabar meninggalnya Gusdur membuat sejumlah ulama di Ciamis tidak mempercayainya.

Namun setelah mengetahui dan melihat langsung pemberitaan di layar televisi swasta nasional para ulama berkumpul dan langsung merencanakan digelarnya doa bersama.

"Kami tidak percaya Gus Dur meninggal, tapi setelah lihat di TV kami baru percaya, akhirnya kami menggelar doa bersama dengan para ulama," kata Agus, yang juga menjabat sebagai ketua DPC PKB, Kabupaten Ciamis.

Menurut dia, sosok Gus Dur merupakan tokoh ulama besar yang menjadi panutan para ulama umumnya umat Islam di Indonesa bahkan di luar negeri yang memiliki banyak kerabat dan rekan.

"Beliau tokoh NU yang menjadi panutan di seluruh duia, dan kami sangat merasa kehilangan sosok tokoh ulama besar," katanya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, ketua PKB Kabupaten Ciamis, Ahmad Irfan Alawi mengatakan merasa kehilangan sosok ulama yang berani dengan buah pemikirannnya yang penuh makna.

"Kami sangat kehilangan tokoh partai politik sekaligus ulama besar bagi kami," katanya.

Sementara itu mantan Presiden RI yang ke-4 itu meninggal dunia pada usia 69 tahun karena sakit di RSCM Jakarta, Rabu sekitar pukul 18.40 WIB.

Gus Dur meningalkan satu orang istri, Shinta Nuriyah dan empat putri yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenni), Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009