Jombang (ANTARA News) - Aksi saling dorong antara petugas keamanan dengan massa mewarnai kedatangan jenasah Abdurahman Wahid alias Gus Dur di Pondok Pesantren (PP) Teburireng, Kabupaten Jombang, Jatim, Kamis.

Massa yang datang dari berbagai daerah itu mencoba merangsek masuk ketika jenazah Gus Dur tiba di depan pintu masuk PP Tebuireng.

Ratusan petugas kepolisian dari berbagai kesatuan tak kuasa menahan desakan dari ribuan petakziah karena jumlahnya tidak sebanding.

Pagar betis yang telah dibuat oleh petugas kepolisian jebol ketika iring-iringan mobil jenazah melewati depan pondok pesantren.

Tidak kurang dari dua puluh orang tercebur ke dalam sungai yang ada di depan pondok pesantren akibat aksi saling dorong tersebut.

Mobil patroli dari Kepolisian Daerah (Polda) Jatim berkali-kali lewat untuk memecah kerumunan massa.

"Bagi petakziah dimohon untuk minggir dan tidak masuk ke dalam lingkungan pondok pesantren," kata petugas kepolisian.

Namun, imbauan yang dikeluarkan oleh petugas kepolisian tersebut seakan menjadi angin lalu bagi petakziah.

Karena beberapa detik setelah kendaraan patroli tersebut lewat, kerumunan massa kembali merangsek masuk dan memenuhi seluruh badan jalan.

Teriknya matahari tak menyurutkan niat petakziah untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Gus Dur.

Dengan beratapkan peci, ribuan petakziah tersebut tetap bertahan di depan lingkungan pondok pesantren.

Selain itu, beberapa pagar rumah penduduk juga tak luput dari massa yang ingin melihat kedatangan jenazah Gus Dur lebih jelas.

Jenazah Gus Dur tiba di lokasi pemakaman sekitar pukul 12.00 WIB dan dimakamkan di komplek pemakaman PP Tebuireng secara militer.

Gus Dur meninggal dunia pada usia 69 tahun dengan meninggalkan empat orang anak.
(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009