Bangkalan (ANTARA News) - Pemasangan bendera setengah tiang di Madura, Jawa Timur, hingga Jumat terus dilakukan warga sebagai ungkapan belasungkawa atas wafatnya Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Kali ini pemasangan bendera setengah tiang bukan hanya dilakukan di kantor dan instansi pemerintahan, namun juga dilakukan di rumah warga hingga di pelosok desa.

Salah seorang warga, Muhammad Muhlis, mengatakan, dirinya memasang bendera setengah tiang karena berduka atas wafatnya Gus Dur. Ia menilai, Gus Dur merupakan sosok yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat, terutama bagi kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

"Beliau juga merupakan guru dan panutan bagi bangsa Indonesia. Kami mendoakan semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya," kata Muhlis, Jumat.

Muhlis menjelaskan, dirinya bersama para tetangga langsung memasang bendera setengah tiang setelah mendengar Gus Dur wafat, serta ada intruksi dari presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sehingga memasang bendera setengah tiang harus dilakukan oleh rakyat Indonesia.

"Bangsa ini kehilangan salah satu tokoh besar. Gus Dur memang sering bicara yang terkesan ceplas-ceplos, tapi makna yang terkadung dalam pesannya sangat cerdas. Dan yang paling saya ingat salah satu guyonan Gus Dur yakni 'begitu aja repot'," ungkapnya.

Menurut Muhlis, pihaknya tidak hanya memasang bendera setengah tiang, namun juga akan membacakan doa tahlil bersama para tetangga terhadap Gus Dur.

Sementara itu, pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Darul Hikmah, KH Ach Jauhari Aris, mengatakan, bangsa ini merasan kehilangan atas wafatnya Gus Dur. Bahkan, sampai seratus tahun ke depan belum tentu ada penggatinya Gus Dur.

"Saat mendengar wafatnya Gus Dur, kami langsung melaksanakan shalat gaib dan berdoa untuk Gus Dur. Semoga semua amal ibadahnya diterima disisi Alloh S.W.T," katanya.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010