Makassar (ANTARA News) - Salah seorang penumpang Sriwijaya Air yang mengalami pecah ban, Kamis (7/1) menjelaskan sebelum mendarat terjadi kepanikan penumpang dalam pesawat.

Penumpang yang tidak ingin disebutkan namanya ini menceritakan, pesawat yang ditumpanginya dari Surabaya pukul 12.50 wita menuju Makassar itu mengalami beberapa kali guncangan hebat sebelum mendarat.

"Cuaca menjelang pendaratan sangat buruk, awan gelap dan hujan disertai angin,`` ujarnya yang duduk yang duduk di bagian kiri depan pesawat. Pramugari pun berusaha menenangkan penumpang yang panik," katanya.

Menurutnya, dia dan beberapa penumpang lainnya sempat bertanya ke pramugari tentang keadaan pesawat namun pramugari terus berupaya menenangkan penumpang dengan mengatakan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.

"Waktu mendarat rasanya pesawat terpaksa turun dan di rem mendadak," katanya sebelum akhirnya mendengar suara benturan keras.

Saat turun, ia melihat ban pesawat dalam kondisi pecah dan tim evakuasi kecelakaan bandara telah mengelilingi pesawat.

Selain melihat ban pesawat pecah, ia juga melihat hidung pesawat telah berada di luar landasan dan hampir menyentuh tanah.

Menurutnya, sebagai orang awam, keputusan pilot untuk melakukan pendaratan dan tidak terbang lagi untuk memperbaiki posisi pendaratan sudah tepat dalam kondisi cuaca buruk tersebut.

Pesawat komersial Sriwijaya Air jenis Boeing 737 seri 200 rute Surabaya-Makassar-Kendari, tergelincir saat mendarat di runway 31 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis sekitar pukul 15.00 Wita.

Keterangan resmi Distrik Manager Sriwijaya Air Makassar Budianto menyebutkan pesawat tergelincir karena kerasnya hentakan saat melakukan pendaratan di runway 31 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Selain itu, saat mendarat, cuaca di bandara buruk dan landasan pacu licin.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010